Problem yang
dihadapi masyarakat begitu kompleks, banyak penyakit fisik dan penyakit hati
yang sulit di atasi, dan memerlukan terapi dengan doa dan bersumber dari
Al-Quran dan Hadiths Rasulullah SAW. Melalui terapi ruqyah insyallah semua
problem kehidupan manusia dapat diatasi dan disembuhkan. Allah SWT tidak menurunkan suatu
penyakit kecuali Dia menurunkan juga ubat penawarnya, Alhamdulillah.
َ قَالَ اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perlihatkan kepadaku ruqyah
kalian, dan tidak apa-apa melakukan ruqyah selama tidak ada unsur syirik."
(HR. Muslim ).
قَالَ كُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda, "Setiap penyakit ada ubat penawarnya dan
apabila suatu ubat itu sesuai dengan jenis penyakitnya, maka penyakit itu akan
sembuh dengan izin Allah." ( HR. Muslim ) Dan yakinlah bahwa tidak ada yang
mampu menyembuhkan sesuatu penyakit melainkan hanya Allah SWT. Maka di antara
cara yang paling tepat efektif dan mujarab untuk menghilangkan sesuatu penyakit
dan menangkal mara bahaya adalah dengan memfungsikan Al-Quran dan As-Sunnah
sebagai pengubatan. Katakanlah, "Al-Quran itu adalah petunjuk dan
penawar." (QS. Fushshilat : 44 );"Dan kami turunkan dari Al-Quran (
ada ) sesuatu yang menjadi ubat penawar dan menjadi rahmat bagi orang yang
beriman." ( QS. Al-Isra' : 82 ).
ALASAN
TERAPI DO,A DAN RUQYAH
Junjungan
kita Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya telah mencontohkan pengubatan dengan
mempergunakan Al-Quran dan doa-doa untuk mengubati berbagai macam penyakit. Rasulullah
SAW juga mempergunakan ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa untuk penjagaan dan
perlindungan diri.ا
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ
كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ
بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ
وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Bahwasanya bila Nab Sawi, jika beranjak ke
tempat tidurnya (untuk tidur) setiap malamnya beliau mengumpulkan kedua telapak
tangannya kemudian (meniupnya- meludah kecil) lalu membaca ‘Qul huwallaahu
Ahad, Qul `A’uudzu birabbil falaq dan Qul `A’uudzu
birabbinnaas,’kemudian membasuh dengan kedua telapak tangannya bagian badan
yang mampu disapunya, dimulai dari atas kepala, wajah, bagian badan
selanjutnya. Beliau melakukan hal itu hingga tiga kali. (HR. Al-Bukhari )
انَ لِيْ خَالٌ يَرْقِي عَنِ الْعَقْرَبِ، فَنَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرُّقَى. قَالَ: فَأَتَاهُ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّكَ نَهَيْتَ عَنِ الرُّقَى وَأَنَا أَرْقِي مِنَ الْعَقْرَبِ, فَقَالَ: مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ
Jabir Bin
Abdullah r.a. berkata," Dahulu pamanku meruqyah karena
(sengatan) kalajengking. Sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang dari segala ruqyah. Maka pamanku mendatangi beliau, lalu berkata:
‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau melarang dari segala ruqyah, dan dahulu
aku meruqyah karena (sengatan) kalajengking.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam pun bersabda: ‘Barangsiapa di antara kalian yang mampu memberi manfaat
bagi saudaranya, maka hendaknya dia lakukan.”(HR. Muslim )
'Aisyah
radhiyallahu‘anha mengatakan, “Rasulullahi shallallahu ‘alaihi wasallam
memerintahkan padaku agar aku minta ruqyah dari pengaruh 'ain (mata yang
dengki).” (HR.Muslim).
Dari Abu Sa'îd al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, Jibril mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu bertanya, “Wahai Muhammad apakah engkau mengeluh rasa sakit?” Beliau menjawab, “Ya!” Kemudian Jibril (meruqyahnya),
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ، مِنْ شَرٍّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيْكَ، بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
"Bismillahi arqîka, min kulli syai`in
yu`dzîka, min syarri kulli nafsin au 'aini hâsidin, Allahu yasyfîka, bismillahi
arqîka" (“Dengan nama Allah saya meruqyahmu, dari segala hal yang
menyakitimu, dan dari kejahatan segala jiwa manusia atau mata pendengki, semoga
Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah saya meruqyahmu”) (HR.Muslim).
'Aisyah
radhiyallahu ‘anha berkata, “Biasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam apabila ada seorang yang mengeluh rasa sakit,
beliau usap orang tersebut dengan tangan kanannya, kemudian berdo'a,
ذْهِبِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ، وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءً إِلاَّ شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً
“Hilangkanlah
penyakit wahai Rabb manusia, sembuhkanlah karena Engkaulah sang penyembuh,
tiada kesembuhan selain kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tiada meninggalkan
penyakit.” (HR.Muslim).
عَنْ اَبِى
حُزَامَةٍ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ اَرَاَيْتَ رُقًّى نَسْتَرْقِيْهَا
وَدَوَاءً نَتَدَاواى بِهِ وَتُقَاةً نَتَّقِيْهَا. هَلْ تَرُدُّ مِنْ قَدْرِاللهِ
شَيْئاً فَقَالَ هِىَ مِنْ قَدَرِ اللهِ (رواه احمد والترمذى).
Dari Abi
Khuzamah, ia berkata: Aku berkata: Ya Rasulullah! Bagaimana pendapatmu tentang
melafazkan kata-kata doa untuk memohon kesembuhan (ruqyah), kami bacakan ruqyah
itu dan tentang obat yang kami pergunakan untuk mengobati penyakit serta
tentang kata-kata doa untuk mohon perlindungan/pemeliharaan (taqiyyah), lalu
kami bacakan taqiyyah itu? Tidaklah hal itu berarti menolak taqdir (ketentuan)
Allah? Maka Nabi SAW menjawab: Hal itu juga termasuk taqdir Allah (H. R. Ahmad
dan Turmudzi).
عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنِ اشْتَكَى مِنْكُمْ شَيْئاً اَوِ اشْتَكَاهُ اَخٌ لَهُ فَلْيَقُلْ: رَبَّنَااللهَ الَّذِىْ فِى السَّمَآءِ تَقَدَّسَ اسْمُكَ وَاَمْرُكَ فِىالسَّمَآءِ وَاْلاَرْضِ كَمَارَحْمَتُكَ فِى السَّمَآءِ فَاجْعَلْ رَحْمَتَكَ فِىاْلاَرْضِ وَاغْفِرْلَنَاذُنُوْبَنَاوَخَطَايَانَا اَنْتَ رَبُّ الطَّيِّبِيْنَ اَنْزِلْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ وَشِفَاءً مِنْ شِفَاعِكَ عَلَى هذَ الْوَجْعِ فَيَبْرَأَ بِاِذْنِ اللهِ (رواه ابوداود).
Dari Abi Dardaa’, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda: Barangsiapa di antara kamu mengadukan (kepada Allah) tentang sesuatu atau saudaranya yang mengadukan (kepada Allah) tentang sesuatu (penyakit), maka hendaklah dia mengucapkan (doa): Ya Tuhan kami, Allah yang berada di langit! Maha Suci nama-Mu. Perintah-Mu lah yang (berlaku) di langit dan bumi. Sebagaimana rahmat-Mu di langit, maka jadikanlah rahmat-Mu di bumi. Ampunilah dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kami. Engkau-lah Tuhan seluruh orang-orang yang baik (sehat). Turunkanlah rahmat dan kesembuhan dari sisi-Mu terhadap penyakit ini. Maka penyakit akan sembuh dengan izin Alah (H.R. Abu Dawud).
KEUTAMAAN DO,A DENGAN AL QUR’AN :
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : “Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…” (QS. Al Isra’: 82).
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada…” (QS. Yunus : 57).
Al Qur’an merupakan penyembuh yang sempurna diantara
seluruh obat hati dan juga obat fisik, sekaligus sebagai obat bagi seluruh
penyakit dunia dan akhirat. Tidak semua orang mampu dan punya kemampuan untuk
melakukan penyembuhan dengan Al Qur’an. Jika pengobatan dan penyembuhan itu
dilakukan secara baik terhadap penyakit, dengan didasari kepercayaan dan
keimanan, penerimaan yang penuh, keyakinan yang pasti, terpenuhi
syarat-syaratnya, maka tidak ada satu penyakitpun yang mampu melawan Al Qur’an
untuk selamanya. Bagaimana mungkin penyakit-penyakit itu akan menentang dan
melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika (firman-firman itu) turun
ke gunung, maka ia akan memporak-porandakan gunung-gunung tersebut, atau jika
turun ke bumi niscaya ia akan membelahnya. Oleh karena itu, tidak ada satu
penyakit hati dan penyakit fisikpun melainkan di dalam Al Qur’an terdapat jalan
penyembuhannya, sebab kesembuhan, serta pencegahan terhadapnya bagi orang yang
dikaruniai pemahaman oleh Allah terhadap Kitab-Nya. Al Allamah Ibnul Qayyim
Rahimahullah berkata : “Barangsiapa yang tidak dapat disembuhkan oleh Al
Qur’an, berarti Allah tidak memberikan kesembuhan kepadanya. Dan barangsiapa
yang tidak dicukupkan oleh Al Qur’an, maka Allah tidak akan memberikan kecukupan
kepadanya.” (Lihat Zaadul Ma’aad karya Ibnul Qayyim, IV/6, IV/352).
KEUTAMAAN
RUQYAH :
Pengobatan
dengan cara ruqyah juga merupakan pengobatan yang sangat mujarab. Karena,
sebuah doa jika tidak ada hal-hal yang menghalangi terkabulnya menjadi sarana
yang cocok untuk menolak sesuatu yang kita benci dan mendatangkan apa yang kita
harapkan. Doa juga merupakan obat yang sangat mujarab, apalagi bila disertai
ilhah (rengekan agar permintaannya dikabulkan). Doa yang disertai ilhah akan
mampu menolak dan menghilangkan musibah atau setidak-tidaknya dapat
meringankan. (Lihat kitab Al Jawab Al Kafi, hal 22-25). Ruqyah juga memiliki
khasiat medis yang tidak bisa diabaikan. Penyakit yang diderita seseorang bukan
hanya disebabkan oleh sesuatu yang bersifat lahir, namun juga sesuatu yang
bersifat tersembunyi. Maka pengobatan ruqyah merupakan cara terbaik untuk
membersihkan tubuh seseorang dari segala pengaruh buruk yang timbul akibat
gangguan setan, sihir, ‘ain (pandangan mata jahat), kesurupan jin, sengatan
binatang berbisa, dll.
PENUTUP
Para ulama
sepakat membolehkan ruqyah dengan tiga syarat; 1. Dengan mempergunakan firman
Allah(ayat-ayat Al-Qur'an) atau mempergunakan nama-nama dan
sifat-sifat-Nya. 2. Mempergunakan bahasa Arab atau bahasa yang bisa
dipahami maknanya. 3. Berkeyakinan bahwa zat ruqyah tidak berpengaruh
apa-apa kecuali atas izin Allah subhanahu wata’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar