Tujuh
tahun sudah Beni( Bukan nama sebenarnya) menjalani hidup seorang diri. Sebagai duda tanpa anak ,ia merasa kesepian
yang mendalam. Terlebih sebagai laki-laki normal dan memiliki jabatan yang
strategis di perusahaan, sosok seorang istri mempunyai peran penting dalam
kehidupanya. Untunglah seorang kawan
yang prihatin dengan kondisinya mengenalkan dengan seorang janda cantik beranak
dua yang juga bernasib sama denganya. Awalnya,
Ria(bukan nama sebenarnya) , sang janda muda menunjukan sikap dingin. Karena gigihnya perjuangan Beni,
akhirnya mampu merontokan hati perempuan berumur 35 tahun tersebut. " kita
sama-sama sudah merasakan pahit getirnya hidup,
terlebih kedua anakmu yang sedang tumbuh pastinya membutuhkan sosok
seorang ayah, Aku melamarmu untuk masa depan kita dan anakmu", ucap Beni
meyakinkan Ria. Gayung bersambut,tak disangka lamaran tersebut mendapat
sambutan." Ia Mas, aku terima
lamaranmu , secepatnya kita menikah agar
tidak ada fitnah yang timbul",
jawab Ria.
Setelah menikah Ria dan kedua anaknya diboyong
kerumah Beni. Putri pertama Ria, yang
berumur 18 tahun merasakan betul atas kehadiran sosok seorang ayah dalam
hidupnya. Dea sering kali diantar ke kampus, mendapatkan nasehat-nasehat bijak yang
kesemuanya itu tak pernah ia dapatkan sejak ayahnya meninggal 10 tahun yang
lalu akibat penyakit jantung. Lambat laun kekaguman Dea terhadap ayah tirinya
yang penyabar, bijak, dan dewasa terus tumbuh. Perasaan lain juga tumbuh di
hati Beni melihat sosok Dea yang cantik dan sedang mekar-mekarnya. Kedekatan mereka semakin lama semakin erat
seakan tak terpisahkan, hal ini terlihat dari sikap Dea ketika pulang kerumah,
pasti Benilah yang dicari terlebih dulu.
Walaupun Beni Sibuk dengan pekerjaannya di kantor tetapi dia selalu
meluangkan waktu untuk mendengar keluh
kesah Dea. Segala sesuatu kejadian di kampus ia ceritakan, bahkan tentang
teman-tema lelaki yang menyukainya. Tentu hal itu semakin meyenangkan hati Ria
sebagai ibu Dea, karena kehadiran suami
barunya sudah diterima dengan baik oleh anak-anaknya. Ia tak menyadari jika
kedekatan antara anak dan suaminya mulai
ada yang tak sewajarnya.
Mimik kecemburuan Beni terlihat saat teman
laki-laki Dea main kerumah.
" Dea, tadi pacarmu ya?”, tanya Beni penuh selidik.
"Ada deh, pengen tau aja si papa ini ", jawab Dea sekenanya. Dalam hati sebenarnya Dea merasakan rasa
kecemburuan ayahnya.
Suatu kejadian yang tidak pantas akhirnya
terjadi saat Ria dan Dandy adik lelaki Dea yang berumur sepuluh tahun pergi ke
Indramayu menjenguk saudara yang sakit. Beni dan Dea yang ditinggal dirumah
menjadi tak terkontrol. Dari hanya
saling bercanda dikamar sampai akhirnya kesadaran mereka menjadi buta yang
berujung pada perzinaan. Berawal dari
kejadian itulah keduanya sering kali mengulangi perbuatan hina tersebut.
Akhirnya suatu kejadian besar
menyadarkan kedua insan yang melakukan perbuatan terlarang tersebut. Beni terkena penyakit aneh yang membuat ia
harus dirawat di RS hingga berminggu-minggu.
Bahkan saat di bawa berobat keluar negri penyakitnyapun sulit untuk
dijelaskan. Semetara itu si Dea juga mengalami kejadian yang hampir sama. Bahkan ia terpaksa harus meninggalkan ujian semesternya
karena harus dirawat. Karena belum juga mendapatkan kesembuhan akhirnya Ria
berinisiatif berkonsultasi atas penyakit
suami dan juga anaknya kepada Ustadz
Massar , seorang pakar ruqyah ternama di Semarang. Dihadapan Sang ustadz dan juga istrinya,
akhirnya Beni mengakui semua perbuatan yang telah dilakukannya bersama Dea. Hati Ria bagai disambar petir kala mendengar
pengakuan suaminya. Dia tak menyangka
kalau Beni setega itu kepada dirinya , Ustadz Massar pun meminta kepada Beni
dan Dea untuk bertobat dan meminta maaf kepada Tuhan dan juga Ria. Karena perasaan
sayangnya pada anak dan suaminya maka iapun berusaha ikhlas memaafkan meraka
asalkan mereka berjanji untuk tidak mengulanginya. Beberapa saat kemudian Ustadz pun meruqyah
Beni dan anak tirinya. Setelah beberapa kali dilakukan terapy ruqyah ,kesehatan
mereka menunjukan perkembangan positif. "Minta ampunlah kepada Tuhan
karena Dia Maha Pengampun” . Dalam Hadist dijelaskan, "anak Adam,
seandainya dosa-dosamu mencapai langit, kemudian kalian memohon ampun kepadaKu,
niscaya Aku akan mengampuni semua dosa yang telah kalian lakukan tanpa
Kupedulikan. Hai anak Adam, seandainya kalian datang kepada-Ku dengan membawa
dosa-dosa sepenuh bumi, kemudian kalian datang tanpa mempersekutukan Aku dengan
sesuatupun, niscaya Aku akan datang dengan membawa ampunan sepenuh bumi.” (HR
Tirmidzi).