Wajah Sri jelas terlihat pucat pasi. Saat digandeng seorang sahabat
setianya, Halimah, Sri terlihat sangat tersiksa. Beban berat tersirat
jelas pada raut mukanya yang putih. Bekas muntahan masih membekas di
pakaian seragam sekolahnya. “Kamu kenapa Sri?” tegur pengurus asrama. ”Ah,
tidak apa-apa mbak” sergahnya.
Akhir-akhir ini Sri memang terlihat aneh di mata sahabat-sahabatnya. Setiap
malam Minggu, Sri tidak pernah hadir untuk mengikuti perkumpulan mingguan di
asrama. Ketika ditanya kemana, dengan enteng dia menjawab, ”biasa, bantu temen
di konter,” jawabnya tanpa merasa bersalah. Disamping sering bolos pada
kegiatan rutin, Sri selalu terlihat murung dan tak punya semangat. Pernah suatu
hari, sahabat-sahabatnya menemukan dia tergeletak pingsan di kamar mandi.
Baim adalah teman sekolah
sekaligus pacar Sri. Baim yang selama ini selalu bersama Sri sering mendapat
tudingan miring dari sahabat-sahabat Sri. ”Kamu jangan berbuat macam-macam sama
Sri ya!” ancam Halimah pada Baim. Ancaman Halimah bukan tanpa
alasan. Pasalnya, selama ini Sri hanya keluar apabila di ajak oleh Baim.
Sahabat-sahabat Sri sepakat bahwa penyebab sakitnya Sri adalah Baim.
Suatu hari, asrama dibuat gempar dengan hilangnya Sri dari asrama selama
seminggu. Kecurigaan Halimah memuncak hingga akhirnya memutuskan untuk mencari
Sri. Dengan mengumpulkan berita dari beberapa sumber, Halimah dapat menemukan
tempat Sri dan Baim tinggal. Alangkah terkejutnya ketika Halimah melihat Sri
tergeletak di sebuah ranjang reyot. Di sampingnya, Baim sedang termenung.
”Kamu kenapa Sri? Ada apa sesungguhnya sehingga kamu begini?” tanya Halimah
sambil menangis. ”Sudahlah Mah, mungkin ini sudah menjadi nasibku” jawab Sri
lirih. Saat didekati, pandangan Sri kosong dan tidak berkata apa-apa lagi.
Akhrinya Halimah mengajak Baim ke luar untuk berbicara masalah kesehatan Sri.
Dari mulut Baim keluarlah sebuah pengakuan yang selama ini di luar perkiraan
sahabat-sahabatnya termasuk Halimah.
”Ketika kami mengawali pacaran, sebenarnya Sri sudah merasa ragu. Selama ini
orang tuanya melarang dia pacaran. Selain itu, dia telah dijodohkan dengan
bapak-bapak yang tentu tidak disukainya. Akhirnya dia merasa tertekan dan
selalu termenung.”
”Lalu kenapa dia bisa ikut
denganmu?” Tanya Halimah. ”Karena aku harus bertanggung jawab, suatu ketika aku
menemukan Sri sedang melamun dan tiba-tiba berteriak histeris. Sejak itulah Sri
selalu kerasukan roh yang mengaku Dila,” tutur Baim. Dengan mimik wajah sedih,
Baim melanjutkan ceritanya, ”Sri merasa akan merepotkan kalian jika tinggal di
Asrama, kalau sedang kerasukan dia akan merusak apa saja.”
Jika diperhatikan dengan seksama,
ternyata tempat yang ditinggali Sri dan Baim sangat tidak layak. Selain kost tersebut penuh dengan sampah dan beberapa kamar kosong tanpa
penghuni, hawa mistis pun sangat kental terasa. Tiba-tiba Sri berteriak
histeris,” keluar kamu! Aku tidak membutuhkanmu lagi.” Namun, masih dengan
suara yang sama, Sri menjawab sendiri,”tapi aku sayang kamu Sri”.
Perkataan tersebut sangat membingungkan Halimah. Dia hanya bisa menangis ketika
Sri menjambak rambutnya sendiri. Dengan sekuat tenaga Baim menghentikan Sri,
tetapi usahanya sia-sia.
Melihat kejadian itu, Halimah sadar bahwa dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.
Tanpa pikir panjang, Halimah langsung menghubungi saudaranya agar mengantarkan
dirinya ke ustadz ahli rukyah. Saudaranya memberikan petunjuk agar mendatangi
seorang ahli rukyah asal semarang. Tanpa menunggu, Halimah mendatangi ustadz
yang dimaksud. ”Ustadz, saya mau minta tolong, teman saya kerasukan roh jahat,”
tutur Halimah tergesa-gesa. Dengan sigap, sang ustadz langsung meluncur ke TKP.
Hanya dengan
meminumkan air yang telah dirukyah, Sri tersadar dan merasa lebih lega. ”Terima
kasih ustadz,” ungkap Sri. Ustadz Massar juga memberikan nasehat kepada
Sri,”agar permasalahan ini selesai, saya harap Sri tidak mencari masalah dengan
melakukan hubungan yang dilarang agama, karena itu akan menjauhkan diri dari Allah
SWT.”
”Yakinlah
bahwa apa yang menjadi ketentuan-Nya, itu pasti yang terbaik buat Sri” imbuh
Ustadz Massar. Akhirnya Sri sadar bahwa diri manusia akan rapuh jika tidak
memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar