Selasa, 13 Mei 2014

Tertipu Biro Jasa Haji





Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Ustadz saya beserta keluarga baru-baru ini telah tertipu oleh salah satu biro jasa haji yang sudah cukup punya nama di Semarang dikarenakan biro jasa tersebut mengalami pailit. Padahal tidak sedikit uang yang saya investasikan ke biro jasa tersebut. Parahnya, saudara-saudara saya yang telah mendaftar untuk haji dan umroh juga gagal berangkat karenanya. Apa yang mesti saya lakukan ustadz? Haruskah masalah tersebut saya bawa ke ranah hukum? Mengingat  karena pihak managementnya yang seakan lepas tangan dan sulit dihubungi.

NN, Semarang

Waalaikumsalam Wr Wb.
Saudara yang dirahmati Allah, dizaman sekarang ini, seseorang dapat melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan termasuk dengan melakukan penipuan. Tidak hanya dalam bentuk usaha keduniaan seperti bisnis dll. Lebih dari itu, seperti biro haji yang kaitannya dengan masalah ibadahpun (ukhrawi) bisa juga dijadikan lahan untuk itu. Saat ini, manusia sudah lupa akan agama dan moralnya, khususnya di Indonesia, bahkan proyek untuk al Quran pun di korupsi.

Supaya tidak terjadi kesalahfahaman, alangkah baiknya Anda mencari bukti-bukti yang akurat perihal keganjilan (kepailitan) biro haji tersebut. Sebagai contoh bekerja sama dengan seluruh konsumen yang merasa dirugikan untuk menemukan keberadaan para penanggung jawab. Selanjutnya  meminta keterangan dan mencari bukti lainnya tentang kebenaran dari kinerja biro tersebut. Setelah itu laksanakanlah musyawarah untuk mencari jalan yang terbaik.
Dari penjelasan di atas, intinya dekatilah dengan pendekatan kekeluargaan terlebih dahulu, Apabila sudah tidak didapatkan jalan keluar, maka bisa menempuh jalur hukum, diantaranya dengan menuntut karena penipuan apabila berkaitan dengan pidana dan menggugat pembagian harta yang tersisa dari usaha biro tersebut jika berkaitan dengan perdata.

Sebagai seorang muslim usaha dzahir tersebut haruslah diiringi dengan usaha batin, oleh karenanya perbanyaklah berdoa untuk dimudahkan urusan. Pada akhirnya, hadapilah seluruh permasalahan dengan kepala dingin dan tidak mengedepankan emosi. Yakinlah apabila itu sudah menjadi rizki kita, maka akan kembali kepada kita, sebaliknya apabila bukan, niscaya tidak akan kita miliki, walau seberat apapun usaha yang telah kita lakukan. Dalam hal ini, perbanyaklah membaca doa apabila kita kehilangan sesuatu yaitu "Allahumma ajirniy fii mushiibaty, wa akhlif Lii Khairan Minhaa" (Shahih Muslim) . “Wahai Allah Berilah aku pahala dari kehilanganku ini dan  gantikan aku dengan yang lebih baik darinya". Salam.

Rabu, 07 Mei 2014

Solusi Rumah Tangga Rukun Kembali




Marah, kesal dan terluka karena dibohongi. Semua itu semakin menekan batinku. Akupun menangis jika teringat akan hal itu. Sebagai kepala rumah tangga aku merasa gagal membawa rumah tanggaku menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. Aku tak pernah menyangka jika kedekatan istriku dengan sepupuku selama ini karena adanya hubungan yang tidak sewajarnya.
Berawal saat keluarga bibiku ditimpa musibah kebakaran yang menghanguskan rumah dan juga beberapa mobilnya. Aku yang merasa pernah berhutang budi dengan bibi mencoba memberikan bantuan tempat tinggal sementara dirumahku yang lumayan besar Karena kebetulan aku akan mengurus bisnisku di malaysia selama 3  bulan. Tanpa kusadari rupanya kebaikanku tersebut justru membawa petaka bagi keluargaku. Dengan mudahnya istriku berpaling dariku dan menjalani hubungan terlarang itu.
 Namun yang namanya menyimpan daging busuk pastilah akan tercium juga baunya. Setelah semuanya terkuak diapun meminta maaf dan tidak akan mengulangi lagi. Rupanya situasi itu hanya berjalan sesaat dan  terulang lagi. Di satu sisi aku juga menyadari bahwa kesibukanku selama ini mungkin telah membuatnya jenuh, untuk itu aku ingin memperbaiki semuanya sebelum rumah tanggaku semakin hancur.
Melalui Ustadz Massar yang dulu pernah membantuku memulihkan kondisi kejiwaanku saat terjadi kecelakaan, akupun menemuinya kembali untuk memintakan solusi dari masalah rumah tanggaku. Alhamdulillah wasilah rukyah kembali saya rasakan, dan sejak saat itu kami selalu memiliki kerinduan untuk selalu beribadah dan bersedekah.
Petter, Surabaya