Selasa, 17 Maret 2015

Psikopat Sembuh



Jauh sebelum seperti saat ini kakakku adalah seorang pemuda berdarah dingin atau biasa disebut Psikopat. Predikat itu mulai disandangnya sejak berusia 15 tahun lalu. Dari kecil kakakku selalu mendapat perlakuan kasar dan berargumen dengan ayah yang berlatar belakang sebagai anggota militer. Sikap ayahku yang otoriter dalam mendidik anak laki-lakinya membuat kakakku berontak dan melampiaskannya pada hal-hal yang negative.
Suatu ketika ayah dan juga kakakku terlibat adu mulut yang sangat serius karena kakak telah menganiaya temannya hingga kritis. Dalam keadaan emosi tersebut hampir saja ayahku terkena pukulan benda tajam dari kakak, beruntung semua itu dapat dicegah mama.
Ditengah situasi yang genting itu, aku menghubungi kakekku untuk meminta solusi dari semuanya. Diluar dugaan , kakek justru mengajakku ke Semarang menemui Ustadz Massar untuk merukyahkan kakak dan juga ayahku. Meski sempat bingung dengan semuanya, namun semua teka-teki itu akhirnya terjawab setelah bertemu dan berkonsultasi dengan beliau.
Meskipun sampai saat ini mereka( ayah dan kakakku) masih belum mengetahui apa yang telah aku dan kakek lakukan, tapi aku sangat bersyukur karena keluargaku dapat hidup rukun dan harmonis.  Efek rukyah telah menyembuhkan kakakku dari penyakit Psikopat begitu pula dengan ayahku yang tak lagi bersikap otoriter terhadap keluarganya. Semoga kami dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari semuanya. Terima Kasih atas bantuannya Pak Ustadz.
Dona, Purbalingga

Jumat, 13 Maret 2015

Ruqyah Pondasi Hadapi Ujian Nasional



Ujian Nasional hampir dekat, tetapi Rendi anak semata wayangku tak juga berubah dari kebiasaanya begadang tiap malam dan balapan motor liar bahkan kebut-kebutan di jalan.
Sebelumnya kami pernah sampai memondokkannya di pesantren ternama, akan tetapi justru teman-temannya yang ikut terpengaruh oleh kenakalan Rendi. Jika kami menasehati secara halus, caci maki dan gerutuan yang kami dapat, MasyaAllah!  
Kami sangat khawatir dan takut terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, terlebih dia akan menempuh ujian akhir. Dalam keadaan yang hampir putus asa, salah satu kerabat yang sedang berkunjung kerumah kami menyarankan untuk membawa Rendi ke seorang ustadz ahli ruqyah di semarang yang pernah membantu menyadarkan anaknya dari pengaruh narkoba.
Awalnya kami takut dengan keadaan Rendi yang selalu urakan dan menyepelekan orang akan mempermalukan kami di tempat ustadz Massar. Akan tetapi diluar perkiraan kami, setelah bertemu dengan Beliau, Rendi mendadak menjadi pendiam. Dia hanya menundukkan kepala dan terkadang mengangguk saat ditanya oleh ustadz massar. Diakhir pembicaraannya, Dodik menangis dan menyesal dengan apa yang telah dilakukannya. Ruqyah diri untuk Rendipun segera dilaksanakan untuk membersihkan hatinya yang kotor. Alhamdulillah, kini Rendi menjadi lebih santun dan mau menurut apa kata orang tua dan yang lebih membuatku bahagia dia jadi rajin ibadah dan belajar untuk menghadapi ujian nasional.Terimakasih atas bantuannya Ustadz.
Wawan, Semarang

Selasa, 10 Maret 2015

GAGAL GINJAL SEMBUH



Karena kesibukanku didalam memenuhi kebutuhan keluarga dan selalu berusaha mengembangkan usaha keberbagai daerah serta menjaring investor asing, aku sampai tidak memperdulikan waktu dan kesehatanku. Akibatnya, aku jatuh sakit dan diopname selama beberapa minggu dirumah sakit. Hal yang sangat mengagetkan adalah ketika dokter memvonis bahwa aku telah menderita penyakit gagal ginjal yang mengharuskan agar cuci darah setiap minggu. Hal ini berjalan kurang lebih 2 tahun. Menginjak tahun ketiga aku disarankan saudara agar disamping cuci darah aku juga menjalani terapi ruqyah disemarang yang sebagai penerapinya adalah ustadz massar. aku disarankan agar menjalani terapi ruqyah seminggu sekali selama setahun. Beliau juga memberiku doa yang harus domohonkan kepada Allah setiap selesai solat lima waktu dan salat malam, dan harus dipanjatkan kepada Allah Swt selama 1 tahun juga. Walhasil setelah 8 bulan berjalan, pihak rumah sakit mengabarkan kepada kami bahwa ginjalku berfungsi kembali seperti sediakala. Saat itu juga aku langsung sujud syukur.
Muchtar

Kamis, 05 Maret 2015

Dimusuhi keluarga suami



Sebut saja aku Rina (29) berasal dari keluarga sederhana. Setelah menikah aku di boyong Mas Sandi suamiku untuk tinggal bersama keluarga besarnya di rumah yang mewah. Meski awanya keluarga Mas Sandi menolak hubungan ini karena status keluargaku yang bukan dari golongan ningrat dan terpandang seperti mereka, namun karena kegigihan kami dalam memperjuangkan cinta akhirnya mereka luluh juga. Beberapa bulan setelah kami melangsungkan resepsi pernikahan, Sifat asli keluarganya mulai terlihat. “kamu pikir setelah menikah dengan kakakku  kamu bisa menjadi ratu dirumah ini? Jangan mimpi deh, dasar cewek kampung!” ancam adik Mas Sandi. Bagaikan serigala berbulu domba, Tak jarang mereka memperlakukan diriku layaknya seorang budak bila suamiku tak ada dirumah tetapi semua itu akan berubah manis jika suamiku berada dirumah.
“Rin, kowe ki piye to ngurusi rumah wae kok ora pecus” hardik ibu Sandi yang kental dengan bahasa jawanya. “maaf bu, nanti saya bereskan lagi” jawabku merendah.
 “ San, istrimu itu loh, mbok ya di kasih tahu, mosok tata dahar wae kok ora iso ibu jadi malu sama tamu-tamu nduwe mantu kok gak bisa apa-apa” adu ibu kepada mas Sandi . “ injih bu, mangkeh dalem ajari supados mboten damel cuwo ibu maleh, nyuwun pangapunten ibu “ jawab  Sandi dengan rasa hormat. 
Semakin hari aku semakin tidak nyaman tinggal di rumah mertua. Apapun yang aku kerjakan selalu salah dimata mertua dan saudara-saudara mas Sandi. Sebagai seorang suami yang patuh terhadap perintah orangtuanya, tak banyak yang bisa diperbuat mas Sandi selain meng”iya”kan setiap omongan ibunya tanpa melihat dulu duduk perkaranya. “Mas aku sudah gak tahan dengan semua ini, mereka selalu memojokkan aku” aduku kepada Suami. “Sabar dulu dik, semua itu demi kebaikan kita, nanti lama-lama kamu akan terbiasa dengan aturan disini.” jawab mas Sandi berusaha membesarkan hatiku.
Kesabaran pasti ada batasnya, aku yang setiap hari harus dihadapkan pada penekanan di keluarga Mas Sandi, merasa tak kuat hingga terbesit dalam benakku untuk mengakhiri rumah tanggaku yang masih seumur jagung. Dengan berat hati aku memutuskan untuk pulang kerumah orang tuaku di kampung tanpa didampingi suami. Mas Sandi yang masih dalam kekuasaan dan pengaruh ibunya hanya bisa merelakan aku dan anakku pergi.
Dua pekan setelah kepergianku, Mas Sandi lebih banyak diam dan menyibukkan diri di kantor. Tanpa kusadari, Rupanya kepergianku sengaja di manfaatkan ibu mertuaku untuk menjodohkan mas Sandi dengan rekan bisnis ayahnya yang masih keturunan darah biru. Beruntung semua itu ditolak oleh mas Sandi karena dia masih sangat mencintaiku dan anakku, sontak hal itu membuat ibunya marah besar. Berbagai cara mulai ditempuh ibunya agar mas Sandi bisa melupakanku termasuk mendatangi beberapa paranormal dan “orang pintar”.
Diluar dugaan, mas Sandi menjadi linglung dan lebih senang mengurung diri di kamar tanpa melakukan apa-apa. Adalah Totok, sahabat dekat mas Sandi yang begitu prihatin melihat keadaan suamiku berusaha menghibur dan memberinya nasehat. Tanpa sepengetahuan keluarga  mas Sandi,  diam-diam Totok pergi ke Semarang untuk menemui Ustadz Massar, seorang ustadz yang ahli dalam meruqyah untuk meruqyahkan Mas Sandi dan juga keluarganya melalui jarak jauh agar diberikan kesadaran atas prilakunya selama ini kepada anak dan menantunya. Subhanallah, terapi Ruqyah yang dilakukan Ustadz Massar telah memberikan pencerahan pada diri mas Sandi dan juga keluarganya yang telah diselimuti aura negatif akibat jauh dari agama selama ini.
Sampai pada suatu malam yang sunyi dengan cahaya bintang dan bulan yang indah, aku dikejutkan dengan kedatangan mas Sandi beserta keluarganya ke rumah. “maafkan kami Rin, selama ini telah mendzalimimu” ungkap Ibu Sandi. aku yang lebih dulu mendapatkan penjelasan dari apa yang telah dilakukan Totok untuk keluarga Mas Sandi, berusaha menerima mereka kembali dengan ikhlas. “injih bu, Rina juga minta maaf selama ini banyak berbuat salah kepada ibu” jawabku dengan berlinang air mata karena tak mampu lagi menahan rasa haru. Setelah peristiwa malam itu, akupun kembali tinggal bersama keluarga Mas Sandi. Tak ada lagi amarah, cacian dan fitnah yang selalu ditujukan kepadaku melainkan kasih sayang dan keharmonisan yang kudapat.

Selasa, 03 Maret 2015

Tertipu Topeng Suami



Pada awal pacaran dulu , suamiku begitu rajin beribadah  dan sholat lima waktu sebagai bukti yang ditunjukkan kepadaku bahwa dirinya adalah seseorang yang layak dan bisa dijadikan pendamping sekaligus imam yang baik. Namun setelah beberapa bulan resmi menikah, ternyata semua itu hanyalah topeng belaka untuk menarik simpatiku dan keluargaku.
Pada suatu malam tanpa sengaja aku menemukan beberapa botol wisky dan beberapa linting narkoba siap pakai di ruang kerjanya. Aku sempat shock dan tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya dengan seluruh keberanian saya menegur suami tentang apa yang telah diperbuatnya, tanpa kusangka suami malah marah dan menamparku. Semakin hari prilaku jeleknya semakin menggila bahkan dia mulai berani membawa wanita ke rumah. Aku yang merasa tidak kuat dengan semuanya itu memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuaku dan menceritakan seluruh peristiwa tersebut kepada ibu.
Menurut ibu, ada sesuatu yang tidak wajar dari perilaku suamiku dan menyarankanku untuk segera menghubungi Ustadz Massar yang dulu pernah merukyah adikku ketika pergi dari rumah dan akhirnya kembali lagi. Akupun mendapat jadwal bertemu keesokan harinya.
Menurut kesimpulan beliau, suamiku mengalami depresi dan stres di tempat kerjanya. Untuk meminimalisir keadaan, beliau segera meruqyah suamiku melalui jarak jauh lewat media foto yang aku bawa. Aku juga di wajibkan melakukan dzikir dan berdoa untuk kebaikan suami sesuai dengan arahan Ustadz Massar. Alhamdulillah atas izin Allah Swt, suamiku banyak mengalami perubahan, selain meninggalkan prilaku buruknya, karier suamiku juga mengalami peningkatan dan semakin sayang terhadap keluarga.
Nilam Sari, Tangerang