Minggu, 12 Agustus 2012

Rukyah Menyembuhkan Gigitan Ular



            Saya seorang ibu rumah tangga, kebetulan rumah saya berada di lereng gunung. Dengan keadaan seperti itu, sangat memungkinkan bagi binatang-binatang buas untuk turun gunung. Sudah banyak dari kami yang mengalami musibah, entah digigit monyet atau anjing dan hewan-hewan liar lainnya.
            Tidak terkecuali suami saya. Sudah menjadi rutinitasnya membawa kayu bakar dari gunung. Tanpa disengaja suami saya menemukan ular dan membunuhnya. Setelah kepulangannya, tiba tiba di depan rumah, suami saya menemukan ular yang persis seperti yang dibunuhnya. Tanpa dikira ular tersebut dengan cepat menggigit tangan suami saya.
            Dalam keadaan panik saya teriak dan meminta tolong. Seketika itu pula para tetangga datang dan langsung melarikan suami saya ke rumah sakit. Hampir menemui ajalnya, suami saya dapat tertolong. Akan tetapi sepulangnya dari rumah sakit, suami saya tidak mengalami kesembuhan secara total. Terkadang suami saya masih merasakan sakit tak tertahankan ditempat gigitan ular tersebut.
            Berbagai cara telah saya tempuh tapi tidak mendatangkan kesembuhan. Sampai akhirnya tangan suami saya semakin membusuk. Dalam keadaan terdesak, salah seorang saudara menyarankan untuk menemui ahli rukyah asal semarang yang ternyata bernama ustadz Massar. Dengan sederhana ustadz Massar mendoakan tangan yang terkena gigitan dan meniupkannya. Ditambah beberapa ramuan Nabawi, Dalam beberapa hari tangan suami telah mendapatkan kesembuhan. Terima kasih ustadz Massar.

Kamis, 09 Agustus 2012

Terbebas Dari Roh Jahat



            Saya seorang ibu rumah tangga, sampai sekarang belum mempunyai anak, padahal sudah sepuluh tahun saya berumah tangga. Karena terus memikirkan hal tersebut, saya menjadi stress dan terkadang pikiran kosong.
            Akhirnya saya sering berhalusinasi. Saya selalu diajak seorang wanita yang menamakan dirinya Dina untuk ikut bersamanya. Saya merasa di alam yang berbeda dengan dunia. Akan tetapi saya merasa senang dan aman disana.
            Tanpa disangka, di dunia nyata setiap Dina membawa pergi, saya menjadi orang gila yang lepas kontrol. Kejadian tersebut selalu berlangsung, sampai akhirnya saya jatuh sakit dan tidak kunjung sembuh. Sudah tidak terhitung dokter yang didatangi dan para normal yang diundang, akan tetapi belum ada perubahan.
            Akhirnya salah seorang tetangga menyarankan untuk dirukyah. Dia menjelaskan bahwa ada sebuah Yayasan asuhan Ustadz Massar yang biasa menangani rukyah. Ketika saya menanyakan saudara saya yang di Semarang ternyata memang benar Ustadz Massar sering melaksanakan kegiatan merukyah. Tanpa pikir panjang saya langsung kesana.
            Dengan dibantu beberapa asistenya Ustadz mencoba mengusir roh jahat yang ada dalam diri saya. Meskipun terasa sulit, akhirnya roh tersebut dapat diusir dan perubahan pada diri saya terjadi secara signifikan. Penyakit saya sembuh dan sekarang sudah kembali sebagaimana biasa.
                                                                                                Surminah, Jakarta 

Selasa, 07 Agustus 2012

Sukses Usaha Karena Ruqyah



            Saya seorang pedagang kain di sebuah kota di pulau Kalimantan, kebetulan toko saya di samping jalan yang ramai di lalui orang. Tanpa diketahui sebabnya toko saya mendadak sepi pengunjung. Dari hasil keterangan para pelanggan, toko saya memancarkan aura yang negatif dan seram.
            Akhirnya saya di sarankan seorang saudara untuk mencoba berkonsultasi kepada seorang ahli rukyah dari Semarang. Tanpa ragu lagi saya hubungi Ustad Massar yang ternyata seorang pengasuh pondok. Karena jarak jauh, peninjauan dilaksanakan dengan cara ghaib. Al hasil dapat diketahui, bahwa toko saya memang di guna-guna oleh saingan bisnis.
            Setelah Ustad Massar mengusir dan membereskan masalah dengan makhluk halus, keadaan toko saya menjadi normal kembali. Merasa tidak puas dengan kesuksesan yang telah diraih, saya membuka lagi usaha baru yang bergelut di bidang bengkel. Merasa mendapatkan pengalaman dari usaha sebelumnya, saya langsung menghubungi Ustad Massar untuk melakukan rukyah di tempat baru saya, sekaligus membentenginya dari gangguan guna-guna. Kemudian beliau berpesan kepada saya supaya menjaga sholat dan amal sholeh. Alhamdulillah bengkel saya berkembang pesat sampai saat ini. Terima kasih Ustad.

                                                                                    Tegar, Kalimantan 

Minggu, 05 Agustus 2012

Azab Penganut Pesugihan



           

Semua orang sangat prihatin dengan keadaan Khoirul Anam. Mereka tidak mengira dengan kesehariannya yang sholeh, ternyata Anam harus menemui ajal dalam keadaan yang mengenaskan. Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata Anam seorang penganut pesugihan.
            “Sudah lama aku berdoa kenapa tidak terkabul “rintih Anam dalam hati. Selama ini Anam merasa hidupnya selalu berpegang teguh kepada agama. ”Apa yang harus aku lakukan, harta tidak punya, pasanganpun tidak ada, hidup ini terasa hampa ”Ungkap Anam kepada temannya.
            ”Memang itu manusiawi Nam, kalau ingin dapat uang dan pasangan ya usaha dong” tutur temannya. ”rizki itu tidak mungkin turun dari langit” tambahnya. Selama ini Anam memang mengandalkan kesadaran untuk bertaubat kepada Allah daripada menimba ilmu agama. Akibatnya Anam kesulitan untuk sekedar mencari nafkah dari mengajar ilmu agama.
            Dalam keraguanya Anam mencoba untuk mengadu nasib ke Jakarta. Tanpa terasa pergaulan di Jakarta menggoyahkan keimanannya. Suasana jalanan yang penuh maksiat lambat laun mengikis keyakinannya akan agama. ”yang penting aku harus cepat kaya dan menikah, aku tidak ingin disebut perjaka tua” tuturnya dalam hati.
            ”Kalau kamu mau, pergi saja ke gunung Lawu, pasti kamu akan menemukan apa yang kamu inginkan” saran temannya. Tanpa ragu akhirnya Anam pergi ke gunung Lawu. Dengan keyakinannya yang telah melenceng, Anam bertekad untuk menemukan seorang guru yang dapat memberinya harta secara cepat.
            Al hasil Anam menemukan guru ketika ia nekad bertapa di bawah pohon besar. ”Apa yang kamu inginkan Anam?”. Anam mendengar suara tanpa rupa. Dengan mantap Anam menjawab”Aku ingin kaya” tegasnya. Dengan menggelegar suara-suara tanpa rupa mengajukan persyaratan.
            Setelah kepulangannya dari Lawu, Anam menjadi pribadi yang berbeda. Dia akan melakukan segala cara untuk memuluskan rencananya. ”Nam aku butuh darah” suara tanpa rupa selalu berngiang di telinganya. Tanpa sadar Anam membunuh temannya sendiri yang sedang tidur. ”Nam aku butuh Wanita” bisik ghaib lagi. Akhirnya masih dalam keadaan tidak sadar Anam memperkosa wanita yang masih kerabatnya.
            Bangun dari kesadarannya, wanita yang telah diperkosa meminta pertanggung jawaban. Merasa terpojok dan kalap, akhirnya Anam membunuh perempuan tersebut.  Karena menjadi buronan, Anam malah menjadi lebih sadis dan tertutup. ”Yang penting aku harus selamat” gumamnya dalam hati.
            Prediksi yang diharapkan tidak kunjung datang. Sampai saat ini, ternyata tidak ada sepeserpun harta yang didapatkan secara ghaib.”Pengorbananmu belum tuntas, teruslah lakukan apa yang aku perintahkan” gumam bisikan ghaib. Entah mengapa meskipun sudah tersesat dalam lubang kemusyrikan Anam tidak ada keinginan untuk bertaubat.
            Akhirnya dalam pengejaran yang berwajib, Anam bersembunyi di kampung halamannya Purwodadi. Masyarakat setempat masih menganggapnya orang yang shaleh seperti dulu. Bedanya sekarang Anam tidak pernah keluar rumah. Masyarakat setempat meyakini bahwa dia sedang melaksanakan ibadah.
            Sampai suatu hari ada ahli rukyah yang berasal dari Plamongan bersama pihak yang berwajib masuk kedalam rumah Anam, yang ternyata menemukan Anam sudah tiada. 

Jumat, 03 Agustus 2012

Ruqyah dan Rizki



            Saya seorang laki-laki yang bisa dibilang sangat nakal, kesalahan yang saya lakukan ketika terjerumus dunia hitam tidak terhitung. Segala bentuk kejahatan pernah saya lakukan, mulai dari mencuri sampai membunuh. Suatu saat saya pernah merasa putus asa dan akan mengakhiri hidup.
            Dalam segi harta saya memang terlahir dari keluarga kaya. Meskipun begitu kasih sayang tidak dapat saya rasakan dari keluarga yang mengakibatkan saya terjerumus kedalam dunia hitam. Dalam keterpurukan, nasib naas menimpa keluarga. Bapak sebagai tulang punggung keluarga harus mendekam dipenjara karena korupsi.
            Perekonomian keluarga kolep, kehidupan saya sendiri semakin terlantar. Dari keadaan tersebut saya mencoba nekad dan harus berakhir dipenjara. Setelah keluar, saya bagaikan orang yang hilang, keluarga sudah menjadi orang yang tidak punya apa-apa lagi. Sisa pengalaman jahat belum bisa hilang, sampai akhirnya secercah hidayah merasuk dalam diri saya.
            Saya bertemu Ustadz Massar dan akhirnya minta dirukyah. Setelah beberapa kali mengikuti terapi, saya merasa menjadi orang yang baru. Dengan memanfaatkan keadaan saya mulai belajar berbisnis dari beliau. Sampai sekarang saya sudah mempunyai beberapa perusahaan. Saya baru tersadar, bahwa menjadi orang baik dengan diiringi doa dan ikhtiar menjadi wasilah kesuksesan saya. Terima kasih Ustadz.
                                                                                                Ma’ruf Risya, Surabaya

Rabu, 01 Agustus 2012

Kuburan Menyempit Karena Durhaka



            Semua orang yang mengantarkan jenazah menjadi bingung harus berbuat apa, pucat pasi karena rasa khawatir terlihat jelas dari wajah mereka. Semua diluar dugaan, sudah lima kali tanah digali, ukuran jenazah tidak pernah pas. Keadaan tanah yang digali selalu lebih sempit dari jenazah, padahal pada galian terakhir tanah sudah dilebihkan setengah meter.
            Dialah Tabi’in pria kelahiran pulau dewata, berasal dari keluarga kaya dan terhormat. Sebagai anak semata wayang, apapun yang dia inginkan selalu dipenuhi. Bahkan dari awal harta berupa rumah dan beberapa hektar tanah telah berbilik atas nama tabi’in. Sampai akhirnya, Tabi’in mencapai masa remaja. ”Bapak Ibu sudah saatnya saya melangsungkan pernikahan dengan gadis yang saya pilih” pinta Tabi’in kepada kedua orang tuanya.
            Permintaan yang tiba-tiba membuat kedua orang tuanya heran. ”kamu kenapa nak, baru kelas dua SMA tiba-tiba ingin menikah”. Tanya kedua orang tuanya. ”pokoknya saya ingin menikah, terserah apapun itu alasannya” jawab Tabi’in dengan nada tinggi. Dari perkataannya, kedua orang tua Tabi’in mengerti bahwa anaknya dalam masalah.
            Karena curiga, orang tuanya menanyakan ”apa kamu menghamili seorang gadis?”. ”ya” dengan polos tabi’in menjawab. Kedua orang tuanya setuju untuk menikahkan tabi’in dengan gadis pilihannya. Akan tetapi alangkah terkejut kedua orang tua Tabi’in ketika mengetahui bahwa calon istri putranya seorang janda.  Karena terlalu sayang, akhirnya Tabi’in pun dinikahkan dengan gadis yang lebih tua sepuluh tahun dari umurnya.
Awal Prahara
            Setelah menikah prilaku Tabi’in berubah drastis. Apapun yang diinginkan sang istri harus dituruti. Pengaruh jahat istrinya yang ternyata mantan pelacur telah membuat Tabi’in lupa akan Tuhan. ”hidup ini untuk dinikmati suamiku” bujuk sang istri ketika ingin melakukan hal-hal yang dilarang agama. Karena selalu berpoya- poya harta Tabi’in yang tadinya banyak menjadi ludes.
            Akhirnya Tabi’in mengandalkan orang tua dan tinggal bersama. Masih terhasut dengan sifat istri, Tabi’in mulai berani membentak bahkan memarahi kedua orang tuanya hanya karena bertentangan dengan sang istri. ”kalau Ibu Bapak masih sayang Tabi'in, Ibu juga harus menghormati Juwita sebagai menantu” hardik Tabi’in.
            Semakin kerasnya perseteruan antara Juwita dan kedua orang tua, sang istri meminta Tabi’in keluar rumah. Merasa tertekan akhirnya Tabi’in memarahi kedua orang tuanya. ”Kalau Ibu Bapak tidak suka terhadap kami, lebih baik Ibu bapak keluar dari rumah ini”. Mendengar perkataan tersebut, kedua orang tua tabi’in seperti tersambar petir. Kasih sayang yang selama ini diberikan, dibalas dengan caci maki dan pengusiran.
             Dengan hati perih, kedua orang tua Tabi’in pindah ke rumah mereka yang lain. ”Bukan masalah harta atau rumah yang kami sesali. Tapi pengusiran kepada orang tua sendiri yang sangat menyakitkan”. Kabar terakhir yang diterima orang tuanya bahwa Tabi’in menjual rumahnya dan pindah tidak tahu rimbanya.
           Kabar yang memilukan akhirnya sampai ke telinga kedua orang tuanya. Tabi’in mengalami kecelakaan dalam sebuah tabrakan. Pemberitahuan yang sangat terlambat, karena jenazah Tabi’in rusak parah dan hampir tidak dapat dikenali. Penyesalan sudah terlambat, Tabi’in masih membawa durhaka kepada orang tua pada saat ajal menjemputnya.