Minggu, 05 Agustus 2012

Azab Penganut Pesugihan



           

Semua orang sangat prihatin dengan keadaan Khoirul Anam. Mereka tidak mengira dengan kesehariannya yang sholeh, ternyata Anam harus menemui ajal dalam keadaan yang mengenaskan. Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata Anam seorang penganut pesugihan.
            “Sudah lama aku berdoa kenapa tidak terkabul “rintih Anam dalam hati. Selama ini Anam merasa hidupnya selalu berpegang teguh kepada agama. ”Apa yang harus aku lakukan, harta tidak punya, pasanganpun tidak ada, hidup ini terasa hampa ”Ungkap Anam kepada temannya.
            ”Memang itu manusiawi Nam, kalau ingin dapat uang dan pasangan ya usaha dong” tutur temannya. ”rizki itu tidak mungkin turun dari langit” tambahnya. Selama ini Anam memang mengandalkan kesadaran untuk bertaubat kepada Allah daripada menimba ilmu agama. Akibatnya Anam kesulitan untuk sekedar mencari nafkah dari mengajar ilmu agama.
            Dalam keraguanya Anam mencoba untuk mengadu nasib ke Jakarta. Tanpa terasa pergaulan di Jakarta menggoyahkan keimanannya. Suasana jalanan yang penuh maksiat lambat laun mengikis keyakinannya akan agama. ”yang penting aku harus cepat kaya dan menikah, aku tidak ingin disebut perjaka tua” tuturnya dalam hati.
            ”Kalau kamu mau, pergi saja ke gunung Lawu, pasti kamu akan menemukan apa yang kamu inginkan” saran temannya. Tanpa ragu akhirnya Anam pergi ke gunung Lawu. Dengan keyakinannya yang telah melenceng, Anam bertekad untuk menemukan seorang guru yang dapat memberinya harta secara cepat.
            Al hasil Anam menemukan guru ketika ia nekad bertapa di bawah pohon besar. ”Apa yang kamu inginkan Anam?”. Anam mendengar suara tanpa rupa. Dengan mantap Anam menjawab”Aku ingin kaya” tegasnya. Dengan menggelegar suara-suara tanpa rupa mengajukan persyaratan.
            Setelah kepulangannya dari Lawu, Anam menjadi pribadi yang berbeda. Dia akan melakukan segala cara untuk memuluskan rencananya. ”Nam aku butuh darah” suara tanpa rupa selalu berngiang di telinganya. Tanpa sadar Anam membunuh temannya sendiri yang sedang tidur. ”Nam aku butuh Wanita” bisik ghaib lagi. Akhirnya masih dalam keadaan tidak sadar Anam memperkosa wanita yang masih kerabatnya.
            Bangun dari kesadarannya, wanita yang telah diperkosa meminta pertanggung jawaban. Merasa terpojok dan kalap, akhirnya Anam membunuh perempuan tersebut.  Karena menjadi buronan, Anam malah menjadi lebih sadis dan tertutup. ”Yang penting aku harus selamat” gumamnya dalam hati.
            Prediksi yang diharapkan tidak kunjung datang. Sampai saat ini, ternyata tidak ada sepeserpun harta yang didapatkan secara ghaib.”Pengorbananmu belum tuntas, teruslah lakukan apa yang aku perintahkan” gumam bisikan ghaib. Entah mengapa meskipun sudah tersesat dalam lubang kemusyrikan Anam tidak ada keinginan untuk bertaubat.
            Akhirnya dalam pengejaran yang berwajib, Anam bersembunyi di kampung halamannya Purwodadi. Masyarakat setempat masih menganggapnya orang yang shaleh seperti dulu. Bedanya sekarang Anam tidak pernah keluar rumah. Masyarakat setempat meyakini bahwa dia sedang melaksanakan ibadah.
            Sampai suatu hari ada ahli rukyah yang berasal dari Plamongan bersama pihak yang berwajib masuk kedalam rumah Anam, yang ternyata menemukan Anam sudah tiada. 

1 komentar:

  1. Artikel yang sangat bagus, deskripsi yang sangat jelas dan sangat berkualitas. Situs web Anda sangat membantu. Terima kasih banyak sudah berbagi !

    BalasHapus