Wijaya (45)merupakan seorang pengusaha Furniture
yang ulet . Dibalik kesuksesan ini sempat menyisakan ujian berat dalam
mengarungi bisnisya.
Sebelum sukses, selama 13 tahun usahanya di rintis
dengan hanya modal seadanya dan berbekal keahlian menukang yang ia punyai. Dari
kepercayaan orang untuk membuat satu lemari rumah, hingga seterusnya bertambah
dan bertambah. Dengan pesatnya permintaan, tenaga kerja di bengkelpun lambat
laun terus bertambah.
Setelah di rintis susah payah, usahanyapun akhirnya
menunjukan hasil yang cerah. Berbagai pesanan dari berbagai kota di indonesia
terus berdatangan. Semakin banyaknya produksi berdampak semakin banyaknya orang
yang diperkerjakan hingga akhirnya mencapai 90 pegawai.
Namun disaat berjaya, kejadian-kejadian anehpun mulai
menimpa Wijaya. Herman yang merupakan tangan kananya dan juga sebagai
kepala produksi dikabarkan sudah hampir satu bulan tidak berangkat bekerja.
Telpon maupun sms dari pihak kantorpun tidak pernah mendapat respon dari pihak
keluarga Herman. Akhirnya Wijaya berinisiatif datang langsung ke rumahnya.
Betapa terkejutnya ia ketika sampai di kediaman Herman. Sosok lelaki yang
begitu akrab denganya terlihat tergeletak lemas dikursi roda dengan tatapan
kosong. " Pak apa yang terjadi, kenapa tidak ada yang memberitahu tentang
sakitmu", ucap Wijaya. Namun suara itu tak mendapatkan respon apapun dari
Herman, tatapan kosongnya tetap saja tak berubah. Sambil menangis istri Herman
merespon pertanyaan itu." setelah pulang dari mengantarkan Pak Wijaya
keluar kota menemui klien, Bapaknya anak-anak menjadi linglung dan lemas tidak
bisa berdiri hingga sekarang" ucap Yani istri Herman. Yani lalu
menceritakan usahanya mencari kesembuhan untuk suaminya.” Berdasarkan
pemeriksaan dokter, Herman hanya dibilang kecapean dan rematiknya kambuh, sehingga
dokter menyarankannya untuk beristirahat
beberapa waktu dan rutin meminum obat sesuai dengan resep yang diberikan.”ungkap
Yani. “ namun sampai sekarang belum juga menunjukan hasil “tambahnya.Karena tak
tega melihat penderitaan keluarga itu akhirnya Wijaya memutuskan untuk membawa
anak buahnya tersebut berobat ke rumah sakit agar mendapat pengobatan berkala.
****
****
Kejadian yang dialami salah satu pegawainya
ternyata tidak berhenti begitu saja. Beberapa karyawanya pun mengalami penyakit
yang serupa. Dampaknya, para pekerja menjadi tidak kerasan dan satu persatu
keluar karena takut hal tersebut akan menimpa mereka. Dan puncaknya Wijaya
mendapat kabar yang sangat menyesakan ketika sedang berada di Bandung untuk
mengurus tender yang telah dimenangkanya." Pak, gudang utama penyimpanan
furniture kita ludes terbakar" suara Andi di telpon terdengar
tersengal-sengal. " kenapa bisa terjadi?, bukankah disitu ada yang jaga
dan ada alat pemadam kebaran", Wijaya menimpali." Ia Pak, tetapi alatnya
tidak berfungsi, Pardi pas kejadian sedang keluar sebentar membeli kopi",
terang Andi. Sontak saja kejadian ini semakin memukul Wijaya.
Atas runtutan kejadian itu, ia akhirnya berusaha
mencari jawaban. Ditemuilah Ustad Massar untuk menanyakan permasalahan
ini." Coba Bapak ingat kembali kira-kira sebelum sukses apakah pernah berhutang?”,
tanya sang Ustad.
Sambil terdiam ia mencoba menerawang jauh memutar
waktu yang telah berputar. Sesaat kemudian ia berucap, " waktu itu saya
pernah berjanji pada salah satu teman yang bernama Tono dan sampai kini tak
pernah kutepati.
" Saya berjanji jika nantinya
usaha maju ia akan kuberi modal usaha dan kunikahkan dengan salah satu adik saya", ucap Wijaya.
Mendengar penuturan tersebut Ustad Massar menyuruh wijaya untuk segera menemui Tono untuk meminta maaf atas kesalahannya.
" Meski
pernah merasa dicampakan, saya akan
memaafkanmu. Hanya saja rasa sakit hati yang kulampiaskan dengan ilmu ghaib tak
bisa kutarik." Saya tidak bisa apa-apa, karena pengaruh negatif itu akan
terus terjadi" , ucap Tono. Sambil meneteskan air mata ia lalu memintakan
jalan keluar atas kesalahanya tersebut. " bantu saya Ustad , saya telah
berdosa besar, tutur Tono. Mendengar penyesalan tersebut Ustad Massar mencoba menenangkan.
Allah SWT berfirman:
"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah yang Maha pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.
Az-Zumar: 53). Hal ini menunjukkan jika Tuhan
membukakan pintu selebar-lebarnya kepada setiap insan yang pernah melakukan
kesalahan untuk kembali kejalan yang di ridhoi-Nya,jelas Ustadz.
Untuk menetralisir dari ilmu ghaib tersebut Wijaya
dan Tonopun akhirnya melakukan rukyah diri dan juga tempat untuk usaha Herman
yang dibimbing langsung oleh Ustad
Massar. Dan alhamdulillah dampak dari ilmu gaib itupun lenyap,
karyawan-karyawan Wijaya yang terkena penyakit juga kembali sehat seperti sedia
kala dan berencana akan mewaqafkan sebidang tanah yang dimilikinya kepada
Yayasan Kasih Kita Nusantara. “Semua
yang terjadi agar menjadi pelajaran supaya kedepanya bisa lebih mawas diri,
menjadi pribadi yang rendah hati, berbuat baik kepada sesama dan tidak
melupakan ibadah, janji, maupun sedekah", ucap Ustad Massar mengingatkan
keduanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar