Selasa, 23 Oktober 2012

Nyaris Bangkrut Akibat Ingkar Janji

Wijaya (45)merupakan seorang pengusaha Furniture yang ulet . Dibalik kesuksesan ini sempat menyisakan ujian berat dalam mengarungi bisnisya.
Sebelum sukses, selama 13 tahun usahanya di rintis dengan hanya modal seadanya dan berbekal keahlian menukang yang ia punyai. Dari kepercayaan orang untuk membuat satu lemari rumah, hingga seterusnya bertambah dan bertambah. Dengan pesatnya permintaan, tenaga kerja di bengkelpun lambat laun terus bertambah.
Setelah di rintis susah payah, usahanyapun akhirnya menunjukan hasil yang cerah. Berbagai pesanan dari berbagai kota di indonesia terus berdatangan. Semakin banyaknya produksi berdampak semakin banyaknya orang yang diperkerjakan hingga akhirnya mencapai 90 pegawai.
Namun disaat berjaya, kejadian-kejadian anehpun mulai menimpa Wijaya.  Herman yang merupakan tangan kananya dan juga sebagai kepala produksi dikabarkan sudah hampir satu bulan tidak berangkat bekerja. Telpon maupun sms dari pihak kantorpun tidak pernah mendapat respon dari pihak keluarga Herman. Akhirnya Wijaya berinisiatif datang langsung ke rumahnya. Betapa terkejutnya ia ketika sampai di kediaman Herman. Sosok lelaki yang begitu akrab denganya terlihat tergeletak lemas dikursi roda dengan tatapan kosong. " Pak apa yang terjadi, kenapa tidak ada yang memberitahu tentang sakitmu", ucap Wijaya. Namun suara itu tak mendapatkan respon apapun dari Herman, tatapan kosongnya tetap saja tak berubah. Sambil menangis istri Herman merespon pertanyaan itu." setelah pulang dari mengantarkan Pak Wijaya keluar kota menemui klien, Bapaknya anak-anak menjadi linglung dan lemas tidak bisa berdiri hingga sekarang" ucap Yani istri Herman. Yani lalu menceritakan usahanya mencari kesembuhan untuk suaminya.” Berdasarkan pemeriksaan dokter, Herman hanya dibilang kecapean dan rematiknya kambuh, sehingga dokter menyarankannya  untuk beristirahat beberapa waktu dan rutin meminum obat sesuai dengan resep yang diberikan.”ungkap Yani. “ namun sampai sekarang belum juga menunjukan hasil “tambahnya.Karena tak tega melihat penderitaan keluarga itu akhirnya Wijaya memutuskan untuk membawa anak buahnya tersebut berobat ke rumah sakit agar mendapat pengobatan berkala.
                                                                         ****
Kejadian yang dialami salah satu pegawainya ternyata tidak berhenti begitu saja. Beberapa karyawanya pun mengalami penyakit yang serupa. Dampaknya, para pekerja menjadi tidak kerasan dan satu persatu keluar karena takut hal tersebut akan menimpa mereka. Dan puncaknya Wijaya mendapat kabar yang sangat menyesakan ketika sedang berada di Bandung untuk mengurus tender yang telah dimenangkanya." Pak, gudang utama penyimpanan furniture kita ludes terbakar" suara Andi di telpon terdengar tersengal-sengal. " kenapa bisa terjadi?, bukankah disitu ada yang jaga dan ada alat pemadam kebaran", Wijaya menimpali." Ia Pak, tetapi alatnya tidak berfungsi, Pardi pas kejadian sedang keluar sebentar membeli kopi", terang Andi. Sontak saja kejadian ini semakin memukul Wijaya.
Atas runtutan kejadian itu, ia akhirnya berusaha mencari jawaban. Ditemuilah Ustad Massar untuk menanyakan permasalahan ini." Coba Bapak ingat kembali kira-kira sebelum sukses apakah pernah berhutang?”, tanya sang Ustad. 
Sambil terdiam ia mencoba menerawang jauh memutar waktu yang telah berputar. Sesaat kemudian ia berucap, " waktu itu saya pernah berjanji pada salah satu teman yang bernama Tono dan sampai kini tak pernah kutepati.
" Saya berjanji jika nantinya usaha maju ia akan kuberi modal usaha dan kunikahkan dengan salah satu adik saya", ucap Wijaya.
Mendengar penuturan tersebut Ustad Massar menyuruh wijaya untuk segera menemui Tono untuk meminta maaf atas kesalahannya.
 " Meski pernah merasa dicampakan, saya akan memaafkanmu. Hanya saja rasa sakit hati yang kulampiaskan dengan ilmu ghaib tak bisa kutarik." Saya tidak bisa apa-apa, karena pengaruh negatif itu akan terus terjadi" , ucap Tono. Sambil meneteskan air mata ia lalu memintakan jalan keluar atas kesalahanya tersebut. " bantu saya Ustad , saya telah berdosa besar, tutur Tono. Mendengar penyesalan tersebut Ustad Massar mencoba menenangkan. Allah SWT berfirman:
"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.
Az-Zumar: 53). Hal ini menunjukkan jika Tuhan membukakan pintu selebar-lebarnya kepada setiap insan yang pernah melakukan kesalahan untuk kembali kejalan yang di ridhoi-Nya,jelas Ustadz.
Untuk menetralisir dari ilmu ghaib tersebut Wijaya dan Tonopun akhirnya melakukan rukyah diri dan juga tempat untuk usaha Herman yang dibimbing  langsung oleh Ustad Massar. Dan alhamdulillah dampak dari ilmu gaib itupun lenyap, karyawan-karyawan Wijaya yang terkena penyakit juga kembali sehat seperti sedia kala dan berencana akan mewaqafkan sebidang tanah yang dimilikinya kepada Yayasan Kasih Kita Nusantara.  “Semua yang terjadi agar menjadi pelajaran supaya kedepanya bisa lebih mawas diri, menjadi pribadi yang rendah hati, berbuat baik kepada sesama dan tidak melupakan ibadah, janji, maupun sedekah", ucap Ustad Massar mengingatkan keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar