Maraknya berita tentang penculikan di
televisi ternyata telah menginspirasi segelintir orang untuk melakukan
kejahatan serupa. Adalah Suhardi (40) salah seorang pengusaha kayu asal Kalimantan
tidak menyangka akan menjadi korban dari orang-orang yang ingin kaya dengan
cara instan tersebut.
Peristiwa itu bermula dari kelalain Keyla , sapaan
akrab istri Suhardi yang terlambat menjemput putrinya di sekolah. Namun, peluang itu ternyata dimanfaatkan penculik yang telah lama
melakukan pengintaian. “Bunga pulang sama om ya, mamah gak bisa jemput” bujuk penculik. “Ia
om, tapi Bunga jajan dulu ya“ dengan polosnya anak
kelas 1 SD tersebut menjawab. Tanpa ada kesulitan, penculik dapat dengan mudah
mengambil bunga dan menyekapnya disebuah rumah.
Dengan perasaan cemas Keyla segera
menghubungi beberapa saudaranya termasuk suaminya berharap merekalah yang
menjemput Bunga karena mendapati keadaan sekolah yang sudah sepi dan kosong,
Ternyata tidak!! .
“Papah tolong Bunga, Bunga takut ”Rintihan
bunga, putri semata wayang Suhardi ditelepon.
“Bunga... bunga ini papah sayang...
bunga ada dimana???” Tanya Suhardi mulai panik.
Kalo kamu mau nyawa putrimu selamat,
jangan coba-coba lapor polisi dan ikuti perintah kami maka semuanya akan aman.”
gertak penculik dan kontakpun putus.
Hati Terguncang
Hari berganti hari, malam pun kian
berlalu, hilangnya kontak dengan si penculik dan anaknya telah membuat mata
Suhardi dan Keyla seakan enggan terpejam teringat nasib putrinya yang malang. Peristiwa
tersebut juga mengguncang batin keluarga Suhardi, merasa serba salah dan tidak
tahu harus meminta tolong kepada siapa, hanya bisa berpasrah kepada Yang Maha
Kuasa. Dengan perasaan kalut, Suhardi berusaha menemui Ustadz Massar di
Semarang. “Ustadz kami mohon doanya semoga kami sekeluarga diberikan jalan
keluar dan diberi kekuatan” pinta Suhardi.
Allah Maha Mendengar, Tidak berselang
lama tepat 1 minggu setelah bunga diculik, Suhardi mendapatkan laporan tentang
keberadaan Bunga dari pihak sekolah yang merasa curiga saat Bunga dijemput oleh
orang lain yang mengaku kerabat dekat Suhardi. Atas bantuan warga akhirnya
Bunga dapat diselamatkan. “Bunga baik-baik saja sayang? ” Tanya Suhardi.
alih-alih ada kebahagiaan, Bunga terlihat trauma dan tertekan.
Tak ayal, Bunga sering merasa ketakutan
dan mengalami gangguan tidur. Merasa ada kelainan dengan mentalnya, akhirnya Suhardi meminta pertolongan
lagi kepada Ustadz Massar. “Ustadz tolong anak saya, sepertinya dia trauma akut” tuturnya. “Upayakan
sesering mungkin mengajaknya bicara agar pikirannya tidak kosong dan jangan
mengasingkannya dari kehidupan sosial agar tidak terus berada dalam ketakutan
dan sulit lepas dari masa trauma cukup awasi sewajarnya saja.” Nasehat sang
Ustadz setelah merukyah diri Bunga. Beberapa minggu pasca terapi Rukyah,
perlahan namun pasti semangat bunga mulai tumbuh, Diapun mulai mendapatkan
keceriaannya lagi dan mau bergaul dengan teman-tamannya seperti sedia kala.