Aku yakin banyak orang yang memandang jijik pada temanku
jika mereka tahu siapa dia dan apa yang telah dilakukannya. Dia adalah seorang wanita
tuna susila. Ternyata dis melakukan itu karena keterpaksaan dan trauma masa
lalunya.
Ia mengaku perlakukan tidak senonoh oleh temabn-temanya. Sifatnya
semakin tak terkendali karena tak ada lagi keluarga sdan sanak saudara yang
peduli lagi denganya.
Dia mulai menyukai dunia malam yang seakan menjadi menu
utama dengan dalih mengobati kekecewaannya. dan goresan luka dalam hatinya yang
disembunyikan dibalik senyum yang dipaksakan.
Akhirnya Diapun berujar ingin bertaubat dan menjalani
hidup ini dengan tenang sebelum ajal menjemputnya. Jiwaku senang sekaligus
resah mendengar kisahnya, dengan perasaan ragu dan gelisah yang masih
menggelayut dalam hatiku terkait keinginannya untuk berubah, aku mengajaknya ke
Semarang untuk bertemu Ustadz Massar.
“apa yang menimpamu adalah sebuah kesalahan dan dosa,
untuk menebusnya kamu harus kembali kepada-Nya dan bertaubat.” Ujar Ustadz
Massar usai berkonsultasi. Diapun segera dirukyah dan melaksanakan solat taubat
atas perbuatannya. Seakan tak bisa dibendung lagi, dia menangis sejadi-jadinya
menyesali kebodohannya. Dia berjanji akanlebih
menjaga hati dan sikapnya dengan menutup semua auratnya dan lebih
mendekatkan diri kepada-Nya.
Clara, Pekan Baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar