Jumat, 20 Februari 2015

Diruqyah, Warung Dipadati Pembeli



Saya terlahir dari keluarga yang pas-pasan. Selama ini, keluarga saya sangat jauh dari agama. Ayah seorang rentenir yang terkena tipu. Sedangkan ibu berjualan disebuah warung kecil dengan minuman keras selalu menghiasi lemarinya. Karena lingkungan yang seperti itu, saya terbiasa mencari rizki dengan cara yang tidak halal menurut agama.
Akhirnya kebiasaan tersebut terbawa ketika saya mengembara di Jakarta. Di samping karena kebiasaan, saya juga tidak tahu jalan yang benar dalam berbisnis . Dengan segala macam cara, saya lakukan demi mendapat keuntungan. Meskipun begitu, saya selalu gagal dalam berusaha. Sampai suatu ketika, saya terlilit hutang dan menjadi buronan. Dengan meminta bantuan orangtua, saya dapat terbebas dari hutang. Akan tetapi harus dibayar mahal yaitu kehilangan tanah satu-satunya harta keluarga saya.
Dari kejadian tersebut, saya sadar dan ingin bertobat. Akan tetapi, saya tidak tahu harus kemana. Sampai akhirnya saya mendapat kabar dari salah satu teman saya didaerah asal kami di Salatiga, agar mendatangi Ustadz Massar, seorang ahli ruqyah di Semarang. Saya langsung mengungkapkan maksud saya. Dengan segera saya meminta untuk diruqyah dalam rangka membersihkan diri dari kotoran jiwa. Ustadz Massar memberi saya banyak doa dan harus saya amalkan. Dalam waktu yang tidak lama, saya membuka usaha kembali. Meskipun kecil-kecilan, saya merasa tenang karena dari uang halal. Akan tetapi, sungguh diluar dugaan . tanpa di sangka, usaha saya sekarang berkembang dengan pesat. Saya sudah mempunyai lima toko pakaian dan rental mobil . terima kasih  ustadz,
Abdul karim , salatiga   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar