Sebagai salah satu manajer di sebuah perusahaan kontraktor yang sudah
berpengalaman, saya senantiasa optimis bisa memenangkan tender. Meskipun
seringkali berhasil, namun pernah juga gagal. Apalagi jika berhadapan dengan
pesaing yang lebih dahulu malang melintang dalam bisnis kontraktor.
Pernah suatu ketika dalam rapat penjelasan pekerjaan, pihak pemilik
yang diwakili konsultan perencana membahas tentang administratif dan teknis.
Kalau bidang administratif yang dijelaskan persyaratan-persyaratan dalam
dokumen tender tidak masalah bagi saya. Adapun terkait bidang teknis proyek
khususnya pada gambar-gambar konstruksi banyak kesalahan tulis yang terjadi.
Padahal, hasil temu wicara tersebut mesti menjadi dokumen berita
sebagai dokumen tender tambahan (addendum). Selain itu banyak juga koefisien-koefisien
dari B.O.W (Burgerlikje Openbare Werken) yang sudah tidak cocok lagi.
Misalnya, untuk mengerjakan 1 m3 galian tanah biasa diperlukan
tenaga dan biaya dari: 0,75 pekerja dan 0,025 mandor.
Ternyata itu hanya strategi dari pemilik agar tender tidak jatuh ke
tangan saya, tapi ke perusahaan kontraktor lain yang sudah terjadi pertemuan
sebelumnya. Esoknya, saya langsung menemui Ustad Massar agar dido’akan dengan
Ruqyah demi kelancaran bisnis saya. Saya juga tak segan untuk berinfak sebesar
Rp 170 juta kepada Yayasan Kasih Kita Nusantara yang bergerak di bidang
pendidikan dan sosial, terutama bagi anak-anak kurang mampu. Alhamdulillah,
setelah itu, bisnis lancar, proyek berjalan mulus, terima kasih Ustad Massar.
Syahid Ahmad, MT, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar