Sebut saja Indra (bukan nama sebenarnya) seorang bisnismen yang mempunyai banyak
perusahaan, mulai dari swalayan sampai peternakan. Dengan gayanya yang parlente,
semua orang tidak akan mengira bahwa dia berasal dari orang yang pas-pasan. Kelebihan
yang dimilikinya hanyalah jiwa berani menanggung resiko dan tanggung jawab.
Berasal dari desa ke kota,
Indra sangat asing dengan modernisasi. Dengan segala keterbatasan dia ikut
salah seorang kenalan yang kebetulan menjadi bosnya. Merasa percaya, Indra
diangkat sebagai sekretaris ”Bos tolong ajarkan bagaimana caranya menjadi
sukses”. Gurau Indra.”Yang penting kamu harus berani dan memaksimalkan apa yang
ada dalam diri kamu” jawab sang bos dengan sedikit tersenyum.
Setelah bekerja selama dua
tahun, Indra merasa dirinya sudah bisa memulai usahanya sendiri ”Bos saya pamit
untuk mencoba membuka usaha sendiri”, kamu sudah yakin?” ”sudah Bos dengan
pengalaman selama dua tahun ini saya yakin bisa membuka usaha sendiri”.
Meskipun tanpa modal yang banyak, Indra ngotot untuk membuka usaha sendiri.
”Hati-hati, persaingan dalam ekonomi sekarang sangatlah keras, ingat apa yang
telah aku sampaikan”. Pesan sang Bos.
Awal yang berat
Atas saran Bos bahwa hidup
harus berani menanggung resiko, Indra nekat meminjam modal ke kepada sebuah
Bank Nasional untuk membuka usaha toko garmen, tidak tanggung-tanggung Indra
meminjam sebesar dua milyar dengan jaminan tanah orang tuanya dikampung
halaman. ”Bapak, Ibu, Indra minta restunya untuk membuka usaha di Jakarta,
percayakan semua sama Indra”ungkapnya.
"yang penting kowe tenanan nang, jangan lupa banyak
doa”. Nasehat orang tuanya, yang kebetulan orang Jawa.
Setelah berjalan selama
dua bulan, Indra mulai kesulitan memanage perusahaannya. Apalagi tagihan Bank harus
dilunasi, Indra mulai kelimpungan. ”Yan tolong hutangi aku 10 juta untuk
membayar bank” pintanya. ”oke aku pinjamkan, tetapi syaratnya ada bunga pinjaman, ya
tentunya tidak sebesar di Bank”, karena terpaksa Indra menyanggupi.
Hampir tiga
bulan Indra menjalaninya, namun usahanya belum memperlihatkan perkembangan. Indra semakin tertekan.”Bos
boleh saya meminjam uang?”, Indra teringat akan Bosnya. ”Boleh asal kamu
membayar dua kali lipat” ”kok bisa Bos, kenapa tidak membantu saya” ini
pelajaran untuk kamu, siapa suruh kamu membuka usaha sendiri”. Bagai disambar
petir Indra hanya bisa menyesal.
Sekarang semuanya telah
terlanjur, Indra harus bekerja keras melunasi hutang-hutangnya. Karena
usahanya semakin terpuruk, akhirnya Indra harus merelakan sawah milik kedua
orang tuanya disita pihak Bank. Dalam keputusasaan Indra hanya bisa pasrah. Sampai
salah satu temannya menyarankan untuk mendatangi Ustadz Massar di Semarang,
selain beliau ahli rukyah, beliau juga ahli dalam usaha sukses ala nabawi.
Titik Terang
Tanpa pikir panjang Indra
mendatangi Ustadz Massar untuk meminta petunjuk jalan keluar.”Ustadz terus
terang, permasalahan saya ini sangat pelik. Sekarang saya hanya bisa pasrah,
saya terbelit hutang ustadz sedangkan perusahaan saya masih belum berkembang”ujarnya.”yang
penting kamu tetap tabah dan tawakal, semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya dan yang lebih penting dari itu semua tentunya doa”. Nasehat Ustadz Massar.
Mendengar nasehat Ustadz Massar
Indra sedikit tenang, Ustadz memberikan amalan doa yang bersumber dari al Quran
dan menyarankan untuk memperbanyak ibadah. Selama sebulan Indra mengintrospeksi diri
dan mendekatkan diri kepada Allah. Tanpa diduga tiba-tiba sang Bos memberikan
keringanan dan bantuan, selama ini Bosnya hanya mencoba ketabahannya. Disamping
itu perusahaannya semakin berkembang, akhirnya Indra bisa membayar seluruh
hutangnya dan sekarang tinggal meraih keuntungan yang berlipat-lipat.