Sudah empat bulan terakhir ini Haryono
tidak bisa bangun dari tempat tidur. Setengah dari tubuhnya tidak bisa digerakan
(lumpuh). Istrinya Riyanti setia menunggui Haryono yang tidak berdaya. Dengan
sabar dan tabah Riyanti mengurusi suami. Padahal untuk sekedar mebuang air Haryono harus menggunakan popok. Peristiwa tersebut sunguh sangat tragis,
mengingat kebaikannya selama ini kepada setiap orang.
”Bu, sakit sekali kepala
ini” rintih Haryono setelah pulang dari kantor tempat dia bekerja. ”Bapak harus
minum obat parasetamol”, setelah diberi obat oleh sang Istri ternyata keadaan Haryono tidak kunjung sembuh. ”kalau masih sakit kepala Bapak tidur saja” saran Riyanti. Akhirnya Haryono menuruti saran istrinya.
Tanpa di duga setelah
bangun dari tidur, Haryono merasa tubuhnya sangat panas. ”Bapak harus segera ke
dokter mungkin ini parah”, desak Riyantii. Untuk sementara dokter mendiagnosa
bahwa Haryono hanya sakit panas biasa. Akhirnya dia diberi obat penurun panas. Tidak
menjadi baik, akhirnya keadaan Haryono berkahir dengan kelumpuhan setengah badan.
Akibat iri dengki
Kejadian tersebut berawal dari
kenaikan jabatan yang diterima Haryono di kantor. Selama ini Haryono dikenal tekun dan ulet
dalam bekerja, sehingga tidak heran Direktur perusahaan menaikan jabatannya
menjadi kepala bagian. Dengan kenaikan jabatan yang diterimanya, ternyata tidak
semua menyukainya. ”Haryono itu kan tidak terlalu mengusai pekerjaan barunya,
kenapa harus mengangkat dia” Ujar Kandi salah satu temannya.
Secara kapabelitas Kandi
lebih dapat diandalkan daripada Haryono, akan tetapi karena kedekatannya dengan para
pimpinan perusahaan dan ketekunannya dalam bekerja, Haryono mendapatkan tempat
khusus di mata sang direktur. ”Pokoknya kamu bekerja yang tekun, ini ada dana
tunjangan buat jabatan barumu” tambah sang direktur.
Melihat karunia yang
diterima Haryono, Kandi merasa tidak terima. ”Seharusnya posisi kepala bagian
keuangan adalah aku, kenapa harus kamu Haryono” gumam Kandi dalam hati. Karena merasa
iri timbulah niat buruk untuk mengguna-guna Haryono. Kandi memutuskan untuk
mendatangi seorang dukun santet. ”Pokoknya saya minta supaya Haryono tidak
bisa melaksanakan pekerjaan apapun”pinta Kandi kepada sang dukun.
Ternyata pekerjaan sang
dukun membuahkan hasil yaitu keadaan Haryono yang sangat tragis. Dengan sekuat
tenaga Riyanti berjuang demi kesembuhan suaminya. Sudah berbagai
dokter spesialis dia datangi akan tetapi tidak membuahkan hasil. sampai akhirnya ada salah satu dokter yang
memberitahu bahwa penyakit yang dialami Haryono bukan urusan medis, harus diatasi
dengan cara gaib.
Karena merasa prihatin,
pak direktur menyarankan untuk membawa Haryono ketempat guru spiritulnya di
Semarang. Dia seorang ahli rukyah yang juga memiliki sebuah Yayasan yang biasa digunakan
untuk pemulihan pecandu narkoba, yaitu Yayasan Kasih Kita Nusantara Semarang.
Setelah dilakukan rukyah
beberapa kali, Haryono mulai menampakan perkembangan. Anggota tubuh yang
mengalami kelumpuhan mulai menampakan gerakan-gerakan kecil. Selama sebulan dilakukan terapi
akhirnya tubuh Haryono kembali kepada sedia kala. Tidak hanya kesembuhan Haryono, dengan banyaknya tirakat yang dilakukan oleh
sang ustadz akhirnya Kandi diketahui sebagai biang keladi peristiwa tersebut. Kandipun akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan karena tidak kuat menahan malu kepada teman-tamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar