Sebagai
sarjana muda, Zacki belum memiliki pengalaman yang memedai dalam duania bisnis.
Meskipun lulusan sarjana ekonomi
karena pengalaman yang minim dan mumpuni Zaki tidak tahu harus berbuat apa.
”Saya harus bisa seperti orang lain” gumamnya
dalam hati. Akhirnya Zaki mengutarakan keingingnan kepada orang tuanya. “yang
penting kamu serius Zak” tanggap orang tuanya. “jangan lupa ini demi kamu, kerbau yang kamu urus dari
kecil harus emak relakan untuk modal kamu membuka usaha”.
Zaki memulai usahanya
dengan membuka sebuah warung nasi. “Aku kan banyak teman, pasti banyak
pelanggan disini”. Sangat disayangkan teman Zaki tidak hanya orang baik, banyak
diantara mereka pemabuk berat. Untuk keberlanjutan usahanya Zaki harus mengikuti
keinginan kawan-kawannya menyediakan minuman keras.
Awalnya usaha zaki
mendapat keuntungan yang banyak. Akan tetapi semakin hari masyarakat mulai
mencium bahwa Zaki menjual minuman keras secara illegal.”Jangan datang ke
tempat itu lagi, jangan-jangan dia juga menjual Daging Babi”. Gosip yang
beredar di masyarakat semakin hari semakin santer. Akhirnya Zaki hanya
mempunyai pelanggan dari teman-temanya yang pemabuk.
Karena stress dengan
keadaannya, Zaki terbawa arus oleh teman-temannya. “kenapa tidak dari dulu aku
merasakan kasiat dari minuman keras, ternyata dapat menghilangkan stress”. Zaki
sudah mulai kecanduan. Modal usaha sampai tempatnya sudah ludes dipakai untuk
berpoya-poya. Zaki tidak memikirkan nasib kedua orang tua yang mengandalkan
dirinya sebagai tulang punggung keluarga nantinya.
Teguran dari tuhan
Akibat dari minum-minuman
keras yang tidak terkontrol, Zaki mengalami overdosis yang hampir merenggut
nyawanya. Akhirnya secercah hidayah merasuki relung hati Zaki yang paling
dalam, Zaki mulai bertaubat. “kenapa kamu begini Zak, selama ini apa salah emak,
emak udah melakukan semua yang kamu minta”. Ratap sang ibu.
Akhirnya Zaki disuruh
untuk terapi sekaligus mendalami ilmu agama di salah seorang ustadz ahli rukyah
di Semarang. “Sudah saatnya kamu mendekatkan diri kepada Allah” nasehat sang
ustadz. Setelah dirukyah beberpa kali Zaki merasakan dirinya bersih dan percaya
diri. Semangat untuk kembali bangkit sangat membuat hati orang tua Zaki
bahagia.
Dengan modal alakadarnya
Zaki mencoba berjualan gorengan. Semakin hari usaha Zaki bukannya untung malah
selalu mendapatkan kerugian. “kayaknya harus mencoba usaha lain” gumamnya. Zaki
memutusan untuk membuka usaha konter. Lagi-lagi tidak untung malah rugi. Dalam
keadaan depresi Zaki hampir masuk kelembah kesesatan kedua kali, sampai
akhirnya dia teringat ustadznya ahli ruqyah asal Semarang. “ Saya harus meminta nasihat dan arahan
beliau”. Tekadnya.
“Hati-hait itu adalah ujian
dan cobaan, jangan sampai kau kembali meminum minuman keras. Kalau niatan kamu
baik, coba kamu amalkan surat al Waqiah sebanyak-banyaknya, niscaya Allah akan
memberimu jalan keluar”. Nasehat sang ustadz. Akhirnya Zaki benar-benar taubat
dan mengamalkan segala arahan sang ustadz. Tidak dikira di usianya yang ke
empat puluh, Zaki telah mempunyai perusahaan dalam berbagai bidang. Untuk omzet
pertahun Zaki dapat mengantongi keuntungan sebesar 1 milyar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar