Rabu, 18 Juli 2012

Pelacur Menjadi Ustadzah




            Dengan tubuh yang tinggal tulang belulang, Ria masih terlihat tegar. Balutan busana muslim yang dikenakan tidak bisa mengelabui bahwa tubuhnya sudah tua renta. Meskipun sudah berumur 70 tahun, kesumringahannya masih tetap terlihat dari wajah bersih karena selalu terkena air wudlu.
            Sebagai guru ngaji yang mempunyai majlis ta’lim, Ustadzah Ria sangat dihormati. Santrinya mencapai ratusan. Dengan ketaatannya terhadap agama, tidak seorangpun mengira bahwa ustadzah Ria mempunyai masa lalu yang Suram.
            Bermula dari perceraian kedua orang tua, Ria diasuh oleh sang ibu. Karena keterbatasan ekonomi Ria harus berpindah-pindah. Sampai suatu ketika sang Ibu mempunyai pacar seorang pengusaha dan tinggal dirumahnya. ”Ria tolong jaga sikap kamu terhadap pacar ibu” sang Ibu kuatir, selama ini calon bapak Ria selalu melihatnya dengan tatapan nafsu.
            ”Ria kamu sudah makan?, ayo ikut dengan om” bujuk sang pengusaha. ”Belum om”jawabnya dengan polos. Tanpa sadar Ria telah terjerumus bujuk rayu sang pengusaha. ”Ria cobalah minum ini, enak lho”.Dengan sedikit memaksa lelaki tersebut menyodorkan minuman yang telah dicampur obat penenang itu ke mulut Ria. Seteleh kesadaran Ria mulai hilang karena mabuk dimanfaatkan pengusaha tersebut untuk memperkosanya.
            Ketika menceritakan kejadiannya kepada sang Ibu, bukan pembelaan yang didapatkannya melainkan umpatan dan Riapun diusir dari rumah.”Pergi kamu! Dasar anak tak tahu diri”, umpat sang ibu. Dengan membawa kepedihan Ria meninggalkan rumah. ”Saya harus tinggal dimana” ratap Ria. Dalam keterpurukanya Ria diajak seorang lelaki yang  ternyata mucikari.
            ”Kamu boleh tinggal ditempat saya, dengan syarat kamu harus membayar setoran” ancam mucikari. Tidak ada jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan hidup, akhirnya Ria merelakan diri menjadi seorang pelacur. ”Ya Allah sesungguhnya hamba ingin keluar dari lingkaran syetan ini, tapi apalah daya hamba sudah telanjur berdosa” rintihnya.
Taubat Nasuha
            Suatu ketika Ria mendapatkan pelanggan yang aneh. Setiap kali akan melakukan perbuatan zina, pelanggan tersebut gelisah dan seluruh badannya gemetar. kemudian akhirnya meninggalkan Ria dengan sejumlah uang tanpa menyentuh Ria sedikitpun. ”Siapakah gerangan laki-laki tersebut” gumam Ria.
            Karena penasaran akhirnya Ria mengikuti jejak sang pelanggan aneh. betapa terkejutnya Ria, ternyata langkahnya berhenti di sebuah mushola kecil.”Kenapa Mas melakukan hal yang tidak terpuji sekaligus tercela?” tanpa ragu Ria bertanya. ”Kebaikan yang dianggap benar menurut manusia belum tentu baik menurut Allah, begitupun sebaliknya” jawabnya singkat.
            Ria menggunakan kesempatan ini untuk menanyakan tentang dirinya yang bergelimang dosa. ”Rahmat Allah lebih besar dari dosa yang dilakukan oleh umat manusia sedunia sekalipun”. Jawab pelanggan dengan singkat. ”seseorang tidak akan menjadi suci apabila tidak sama sekali melakukan kesalahan atau dosa” tambahnya.
            Ucapan yang keluar dari mulut pelanggan telah memberikan secercah harapan bagi Ria untuk bertaubat. ”Mas tolong bimbing saya untuk bertaubat” pinta Ria. Akhirnya sang pelanggan membawa Ria kepada gurunya yaitu Ustadz Massar, seorang ustadz ahli rukyah di Semarang. Setelah dilakukan rukyah, Ria dibimbing dengan bekal ilmu agama.
Dari penegetahuan yang telah diterima dari sang guru, Ria mendapatkan kesempatan mengajar di sebuah Madrasah Diniyah, sekaligus menjadi muballighoh. Sampai akhirnya Ria menjadi Ustadzah yang dihormati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar