Rabu, 25 Juli 2012

Rabun Jauh sembuh dengan terapi dan rukyah



            Masykur seorang arsitek terkenal, karyanya telah diakui di instansi pemerintah maupun swasta. Dengan statusnya sebagai insinyur yang sukses, Masykur sangat bersyukur. Sejak kecil Masykur menderita mata minus, sampai akhirnya keajaiban terjadi. Yaitu ketika melamar pekerjaan di sebuah perusahaan pada umur 30 tahun.
            ”Dulu saya sangat kesulitan kalau membaca tanpa kaca mata dengan lensa tebal yang sangat menyiksa” keluhnya. Masykur dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan tidak percaya diri dengan keadaannya. Kemana-mana masykur harus memakai kaca mata berlensa tebal.
             ”Saya hampir putus asa, semakin hari minus saya terus bertambah” ungkapnya. Dengan keadaan seperti itu Masykur sangat sulit mendapatkan pekerjaan. Persaingan dalam dunia kerja sangat membutuhkan kesempurnaan. Tidak hanya kualitas dalam bekerja, akan tetapi penampilan dan kepercayaan diri sangat menentukan kesuksesan.
            ”Berbagai cara telah saya lakukan, mulai dari membiasakan diri mengkonsumsi wortel, sampai memakai lensa” tuturnya. Masykur pernah disarankan untuk melakukan operasi laser, akan tetapi dia merasa takut karena resiko yang akan terjadi. Akhirnya Masykur tetap memakai kaca mata meskipun sudah sangat tebal.
            Mental Masykur sudah sangat down ketika keluarga menawarkan beberapa alternatif pengobatan. Akhirnya salah satu keluarga menyarankan untuk mendatangi seorang ahli rukyah sekaligus tabib pengobatan herbal di Semarang. ”Sebenarnya saya merasa ragu, mana mungkin hanya dengan bacaan-bacaan dari alquran dapat menyembuhkan penyakit medis”. Akunya.

Pengobatan Terapi dan Rukyah
            Karena dianggap tidak mengandung resiko yang besar, Masykur merasa tertarik dan mau berobat. ”Ketika datang, saya disuruh untuk mensucikan diri. Tanpa terasa saya merasa tenang dan siap untuk melakukan terapi” tuturnya. Rukyah yang dilaksanakan sebagai pembuka untuk selanjutnya Masykur mengikuti terapi pengobatan mata.
            Praktik yang dilakukan berupa relaksasi, kemudian diberikan beberapa gerakan untuk memperlancar aliran darah ke mata. ”Awalnya saya sangat kaget, karena harus mencopot kaca mata selama masa terapi” ungkapnya. Dengan perlahan-lahan Masykur mulai merasakan perubahan.
            ”Memang membutuhkan kesabaran tinggi” tuturnya. Masykur memang harus membiasakan diri dengan kekaburan dalam tahap awal terapi. Sampai akhirnya Masykur bisa bertahan dan sukses melaluinya. ” Seiring hilangnya minus, saya semakin percaya diri dan siap menghadapi masa depan yang lebih cerah.
            Dengan keadaan yang sudah kembali normal, Masykur mulai mencoba melamar pekerjaan di beberapa perusahaan. Meskipun umurnya sudah mencapai kepala tiga, Masykur merasa ada harapan baru yang menjadi kekuatan untuk bangkit. Dengan potensi yang memang sudah dimilikinya Masykur dapat dengan mudah diterima disalah satu perusahaan ternama.
             ”Saya semakin yakin, bahwa keajaiban itu bisa terjadi apabila kita memang menginginkannya. Dengan terus berusaha tanpa putus asa, dan diiringi doa segala sesuatu pasti bisa dicapai” nasehatnya dengan sumingrah. Masykur menjadikan pengalamannya sebagai tolak balik untuk mencapai kesuksesan di masa depan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar