Dengan kehidupan yang lontang lantung Amir
tidak mempunyai tujuan kecuali perutnya terisi makanan. Dalam kondisi tersebut yang
ada di pikiran Amir adalah khayalan-khayalan tingkat tinggi tentang kekayaan
yang didapatkannya tanpa bersusah payah. “alangkah senangnya hidup ini kalau
kita menjadi kaya raya:”gumamnya.
Dengan pergaulan yang
tidak jelas, para penganguran sangat rentan terhadap hal-hal gaib yang
memberikan harapan kosong. “Mir kamu mau gak ku ajak pesugihan, udah banyak lho
yang berhasil” tawar temannya. “tidak
ah, aku takut dosa” timpal Amir. Pada hakikatnya Amir adalah orang baik bahkan
jebolan pesantren meskipun tidak lama menyantri.
Karena desakan teman-temannya Amir terpaksa
ikut. “Dimana Ned tempatnya. “di Gunung Lawu mir, ayo sekarang kita
siap-siap berangkat. Dengan bekal alakadarnya rombongan pengangguran tersebut
berangkat. Sesampainya di Gunung, masing-masing berpisah untuk mencari
pesugihannya masing-masing. “Kamu meminta apa Mir”ungkap pesugihan yang yang
didatangi Amir yang kebetulan genderewo.
“Aku minta kekayaan
yang melimpah”, “apa kamu sanggup
menjalankan sayaratnya” jawab sang Genderewo. Dengan mantap Amir menjawab “ya”.
Adapaun sayarat tersebut yaitu Amir dijadikan sebagai tempat bersemayamnya
genderewo tersebut.
Awal Prahara
Dengan bersemayamnya Genderwo
dalam tubuh Amir, perubahanpun terjadi. Amir menjadi sangat liar dan tidak
terkendali. Terkadang sadar dan sebaliknya.”Mir apa yang terjadi sama kamu”
tanya teman-temannya. Tidak dijawab, sebaliknya mereka justru di pukul.
Kebetulan pada waktu itu Amir dalam keadaan kerasukan.
”Apa yang terjadi
denganku” gumam Amir. ”lho ini uang dari mana?” tanyanya kepada para temannya
ketika sadar. ”Ha..ha..ha..akhirnya tujuanku tercapai” dengan sombong Amir
pamer kepada teman-temannya. Ternyata sifat Amir telah berubah 180 derajat.
Berbagai kejahatan dia lakukan tanpa rasa malu. Jika awalnya Amir tidak malu
ketika kerasukan genderwo, sekarang ketika sadarpun Amir tetap menjadi pribadi
yang kasar dan jahat.
Satu kampung merasa risih
dengan Amir, tidak hanya karena sombong dengan kekayaannya, lebih dari itu Amir
banyak melakukan maksiat. ”inilah tujuan hidup gue” gumamnya. Ditengah
kemegahannya ternyata hal tersebut tidak gratis. Sang Genderewo mulai meminta
balas budi dari Amir. ”Aku ingin kau melakukan hubungan intim dengan tujuh
gadis perawan” tuntutan sang Genderewo.
Sangat sulitnya
mendapatkan perawan, Amir akhirnya nekat memperkosa gadis dikampungnya. Melihat
keadaan tersebut, warga marah dan menghakimi Amir sampai sekarat. Anehnya, Amir tidak menemui ajalnya meskipun keadaan dirinya sudah sangat parah
dan kritis. Akhirnya Amir diamankan oleh polisi.
Dalam keadaan yang
mengenaskan, keadaan Amir antara hidup dan mati. Wargapun merasa terenyuh
dengan keadaan tragis yang dialami oleh Amir. Dalam kesendiriannya para temannya
menjenguk dan ikut prihatin, akhirnya mereka memanggil ustadz bahkan para
normal untuk mengobati Amir, akan tetapi semua usaha tersebut sia-sia, Amir
tetap dalam keadaannya. Sampai akhirnya mereka memanggil seorang ustadz ahli
rukyah asal Semarang. Dengan berhati-hati sang ustdaz mengeluarkan Genderewo
dari tubuh Amir. Setelah itu barulah Amir dapat menghembuskan nafas terakhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar