Selasa, 04 September 2012

Pesugihan Pembawa Laknat



            Dengan kehidupan yang lontang lantung Amir tidak mempunyai tujuan kecuali perutnya terisi makanan. Dalam kondisi tersebut yang ada di pikiran Amir adalah khayalan-khayalan tingkat tinggi tentang kekayaan yang didapatkannya tanpa bersusah payah. “alangkah senangnya hidup ini kalau kita menjadi kaya raya:”gumamnya.
            Dengan pergaulan yang tidak jelas, para penganguran sangat rentan terhadap hal-hal gaib yang memberikan harapan kosong. “Mir kamu mau gak ku ajak pesugihan, udah banyak lho yang berhasil” tawar temannya.  “tidak ah, aku takut dosa” timpal Amir. Pada hakikatnya Amir adalah orang baik bahkan jebolan pesantren meskipun tidak lama menyantri.
             Karena desakan teman-temannya Amir terpaksa ikut. “Dimana Ned tempatnya. “di Gunung Lawu mir, ayo sekarang kita siap-siap berangkat. Dengan bekal alakadarnya rombongan pengangguran tersebut berangkat. Sesampainya di Gunung, masing-masing berpisah untuk mencari pesugihannya masing-masing. “Kamu meminta apa Mir”ungkap pesugihan yang yang didatangi Amir yang kebetulan genderewo.
            “Aku minta kekayaan yang  melimpah”, “apa kamu sanggup menjalankan sayaratnya” jawab sang Genderewo. Dengan mantap Amir menjawab “ya”. Adapaun sayarat tersebut yaitu Amir dijadikan sebagai tempat bersemayamnya genderewo tersebut.
Awal Prahara
            Dengan bersemayamnya Genderwo dalam tubuh Amir, perubahanpun terjadi. Amir menjadi sangat liar dan tidak terkendali. Terkadang sadar dan sebaliknya.”Mir apa yang terjadi sama kamu” tanya teman-temannya. Tidak dijawab, sebaliknya mereka justru di pukul. Kebetulan pada waktu itu Amir dalam keadaan kerasukan.
            ”Apa yang terjadi denganku” gumam Amir. ”lho ini uang dari mana?” tanyanya kepada para temannya ketika sadar. ”Ha..ha..ha..akhirnya tujuanku tercapai” dengan sombong Amir pamer kepada teman-temannya. Ternyata sifat Amir telah berubah 180 derajat. Berbagai kejahatan dia lakukan tanpa rasa malu. Jika awalnya Amir tidak malu ketika kerasukan genderwo, sekarang ketika sadarpun Amir tetap menjadi pribadi yang kasar dan jahat.
            Satu kampung merasa risih dengan Amir, tidak hanya karena sombong dengan kekayaannya, lebih dari itu Amir banyak melakukan maksiat. ”inilah tujuan hidup gue” gumamnya. Ditengah kemegahannya ternyata hal tersebut tidak gratis. Sang Genderewo mulai meminta balas budi dari Amir. ”Aku ingin kau melakukan hubungan intim dengan tujuh gadis perawan” tuntutan sang Genderewo.
            Sangat sulitnya mendapatkan perawan, Amir akhirnya nekat memperkosa gadis dikampungnya. Melihat keadaan tersebut, warga marah dan menghakimi Amir sampai sekarat. Anehnya, Amir tidak menemui ajalnya meskipun keadaan dirinya sudah sangat parah dan kritis. Akhirnya Amir diamankan oleh polisi.
            Dalam keadaan yang mengenaskan, keadaan Amir antara hidup dan mati. Wargapun merasa terenyuh dengan keadaan tragis yang dialami oleh Amir. Dalam kesendiriannya para temannya menjenguk dan ikut prihatin, akhirnya mereka memanggil ustadz bahkan para normal untuk mengobati Amir, akan tetapi semua usaha tersebut sia-sia, Amir tetap dalam keadaannya. Sampai akhirnya mereka memanggil seorang ustadz ahli rukyah asal Semarang. Dengan berhati-hati sang ustdaz mengeluarkan Genderewo dari tubuh Amir. Setelah itu barulah Amir dapat menghembuskan nafas terakhirnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar