Minggu, 23 September 2012

Terjerumus Kemilau Dunia


      “Barang siapa menanam, pasti dia akan memetik”, ungkapan inilah kiranya yang tepat untuk menggambarkan nasib yang menimpa Mira ( bukan nama sebenarnya ). Sebagai seorang bidan yang mengabdikan diri untuk mesyarakat, Mira dituntut bekerja dengan sepenuh hati, tanpa pandang bulu. Kaya miskin tua maupun muda, secara profesional harus ditangani. Sampai suatu ketika Mira didatangi seorang ibu muda yang kritis akan melahirkan. 
      “Coba ibu tarik nafas perlahan, tetap tenang” pandu Mira. Setelah melewati masa kritis dan mempertaruhkan nyawa, akhirnya Ibu muda tersebut bernafas lega, karena dapat melihat bayinya lahir dalam keadaan sehat. “Alhamdulillah, bayinya laki-laki bu” sapa Mira. “Kalau boleh tahu, bapaknya mana ya, kok dari pertama tidak terlihat?” tanyanya. Setelah dijelaskan oleh teman yang mengantarnya, Mira baru mengetahui bahwa Ibu muda tersebut ternyata siswi SMA korban dari MBA (Married by Accident).
      “Mohon maaf bu bidan, terpaksa saya titipkan bayi ini kepada ibu,saya takut ketahuan orang tua saya karena bisa membuat nama baiknya tercemar dihadapan rekan-rakan bisnisnya”.pinta Ibu muda dengan berlinang air mata. “saya mohon bu...”masih dengan air mata yang berurai sambil memegang tangan Mirna. Karena merasa iba, Mira menyanggupi. “baiklah dek, saya akan berusaha merawat bayi ini dengan sebaik-baknya, semoga si kecil tumbuh menjadi anak yang sholeh” jawab Mira.
Sore itu, Mira duduk diruang kerjanya dengan segala pekerjaan yang menyibukannya. Tiba-tiba datang pasangan suami istri yang bermaksud mengadopsi bayi tersebut. “ dari mana Anda mengetahui tentang bayi ini? “ tanya Mira penuh selidik.” Salah satu karyawan ibu yang mmemberitahu kami” jawab tamu tersebut. Singkat cerita, Akhirnya si kecilpun diadopsi pasangan tersebut
       Sebagai rasa terima kasihnya, mereka memberikan imbalan/hadiah untuk Mira  berupa uang yang cukup besar. Dari sanalah Mira mulai tergoda untuk menjalani pekerjaan barunya sebagai agen jual beli bayi. “lumayan, dengan gaji bidan yang tidak seberapa, pekerjaan ini dapat membantu perekonomian” gumam Mira dalam hati. Dengan menjadi agen penjual bayi dari para orang tua yang tidak bertanggung jawab, ternyata Mira dapat dengan mudah meraih kekayaan.
                                                *****
      Sepintar-pintarnya tupai melompat, pasti akan terjatuh pula. Pekerjaan illegal Mira ternyata telah tercium yang berwajib sehingga Mira mendapatkan ganjarannya. Dengan mengiba Mira meminta maaf kepada keluarga yang selama ini dibohonginya. “Ibu mohon maaf, karena tidak mengindahkan nasehat kalian” rintihnya. Bagaikan nasi sudah menjadi bubur, Mira tetap harus merasakan dinginnya tembok penjara dan jauh dari keluarga.
      Setelah keluar penjara, dengan penuh penyesalan, dirinya ingin melakukan pertaubatan, akan tetapi bingung dan tidak mengetahui harus bagaimana. Sampai akhirnya bersama suami dan juga saudaranya, dia mendatangi rumah ruqyah milik Ustadz Massar di Semarang. Setelah mendapatkan terapi rukyah dan bimbingan agama, Mira mulai merasa semangat hidupnya kembali hadir.
      Mira sadar bahwa sebagai pribadi yang baru, dirinya harus membersihkan diri secara lahir maupun batin. Akhirnya Mira mencoba menjalankan bisnis sesuai dengan ajaran agama dan membersihkan hartanya dengan mewaqafkan salah satu rumahnya yang dahulu digunakan sebagai klinik untuk kegiatan sosial kepada Yayasan Kasih Kita Nusantara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar